Maruba Simbolon dan Lammer Munthe saat diwawancara bertempat di Jembatan buah tangan PT TPL, bukan KSPPM.
Beritatoba.com – Humbahas – PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) kembali membangun jembatan untuk memperlancar akses jalan bagi masyarakat umum. Kali ini TPL membangun jembatan di pelosolk daerah tepatnya di Dusun Pargamanan Bintang Maria, Desa Simataniari, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Pembangunan jembatan penghubung Desa Simataniari ke Dusun Bintang Maria yang diselesaikan pembangunannya pada Desember 2022 ini sangat berpengaruh penting bagi kelancaran mobilitas masyarakat desa ketika akan mengangkut hasil pertanian dan perkebunannya.
Jembatan buah tangan TPL, bukan KSPPM.
Tidak hanya itu, pengaruh penting pembangunan jembatan ini juga bagi anak sekolah yang berlalu lalang di jembatan yang di bangun oleh TPL tersebut sehingga anak sekolah tidak takut lagi terjatuh ke dasar lubang jembatan itu.
Berbeda dengan pengaruh atau provokasi yang dilakukan oleh Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) dalam zoom diskusi dan konferensi pers yang bertema “Pengakuan Hutan Adat di Indonesia : Peluang dan Tantangannya” pada 9 Mei 2023 lalu di Jakarta dengan menghadirkan Eva Junita Lumbangaol warga Dusun Pargamanan Bintang Maria.
Dalam acara yang dinilai kurang bermanfaat bagi masyarakat umum ini, selalu saja KSPPM menyinggung soal keberadaan PT TPL. “Dimana ada TPL, disitulah KSPPM melakukan provokasi terhadap masyarakat desa dan masyarakat dusun. Nah, sekarang mereka lakukan provokasi zoom. Apa ini…! Ada-ada saja. Kurang kerjaan kali mereka (KSPPM) itu ya”, kata Parsaoran Ambarita warga Desa Sihaporas, Kabupaten Simalungun kepada beritatoba.com. Senada dengan Darus Manalu warga Kabupaten Tapanuli Utara dan Waldemar Rajagukuguk warga Kabupaten Toba yang mengatakan selalu saja KSPPM bikin ribut dan lakukan provokasi bagi warga dusun di sekitar lahan konsesi PT TPL yang ada di Tapanuli.
Maruba Simbolon dan Lammer Munthe dalam wawancara beritatoba.com dan Youtuber Thomson Cyrus Siagian, Rabu (10/5/2023), di Dusun Pargamanan Bintang Maria, Desa Simataniari, mengatakan sangat bersyukur atas kehadiran PT TPL selama ini di kampung mereka. Secara tegas kedua orang tua ini menyatakan bahwa TPL hadir bukan untuk bikin ribut dan bukan memprovokasi masyarakat berbuat yang tidak berguna, tetapi TPL hadir untuk membantu masyarakat yang membutuhkannya untuk kepentingan positif bagi masyarakat itu sendiri.
Pembangunan jembatan penghubung yang dibangun oleh PT TPL di Desa Simataniari, Kecamatan Parlilitan, sangat berguna bagi kehidupan masyarakat. “Tidak hanya pembangunan jembatan, masih banyak lagi bantuan yang diberikan PT TPL kepada kami seperti memfasilitasi pertanian, perkebunan, pendidikan dan bahkan tempat peribadahan”, kata Maruba Simbolon.
Untuk perkebunan, PT TPL memberikan bantuan 2.000 bibit cabe per KK, berikut pupuk dan pestisidanya juga diberikan oleh TPL kepada masyarakat dan plus pendampingan sampai panen. Kemudian TPL juga memberikan bibit kemenyan dan pupuknya untuk ditanam masyarakat, dan bahkan TPL memberikan upah tanam kepada masyarakat yang menanam kemenyan yang menjadi milik masyarakat itu sendiri. “Jadi tidak ada kebenarannya itu yang mengatakan bahwa TPL membabat habis kemenyan masyarakat. Tidak benar itu”, kata Simbolon dan Munthe senada dengan Pinus Sitanggang saat diwawancara beritatoba.com beberapa waktu lalu.
Tangkas Tambunan mewakili manajemen PT TPL sektor Tele mengatakan pembangunan jembatan itu berawal ketika TPL melakukan sosialisasi rencana kerja tahunan. Dalam sosialisasi itulah masyarakat mengajukan permohonannya untk pembangunan jembatan tersebut. “Mari bersatu dan bergandengan tangan dengan TPL, karena TPL hadir bukan untuk merugikan masyarakat. Yang pasti TPL itu tidak ada niat buruk kepada masyarakat. Jika ada permasalahan mari kita bersama mencari solusinya”, kata Tangkas.(R1)