Beritatoba.com – Toba – Dimana ada bencana banjir dan longsor di sekitaran Danau Toba, Sumut, disitu akan hadir Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) serta Aliansi Gerak Tutup (AGT) TPL melakukan provokasi ditengah masyarakat dengan menyudutkan dan menggerogoti PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Sepertinya KSPPM, AMAN dan AGT TPL tak punya kerjaan lain, selain dengan kesibukannya melakukan provokasi akut terhadap masyarakat supaya TPL dapat segera ditutup. Demikian diutarakan Dame Panjaitan SE selaku pengamat sosial ekonomi masyarakat Tapanuli saat diwawancara beritatoba.com, Kamis (28/12/2023) lalu di Balige. “Ironisnya, kenapa mereka selalu saja berkoar menyalahkan PT TPL jika ada banjir dan longsor di tepian bukit Danau Toba. Sementara mereka gak punya kajian ilmiah atas musibah itu”, katanya.
Untuk itu dihimbaunya supaya masyarakat sekawasan Danau Toba jangan terlalu mudah kena provokasi oleh orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu yang belum jelas diketahui arah dan tujuannya. Banyak kelompok atau organisasi kemasyarakatan yang selalu mengaku berjuang untuk rakyat dan demi rakyat namun kenyataannya itu hanya sebatas manis dibibir saja.
Namun demikian di era digitlisasi yang berkembang saat ini menunjukkan masyarakat pedesaan sudah semakin berkembang pola pikirnya sehingga secara lambat laun kelompok-kelompok yang tidak punya kerjaan, selain memprovokasi itu, dengan sendirinya akan terkikis dan akhirnya membubarkan dirinya masing-masing, dan selanjutnya mencari pekerjaan baru.
“Kita perhatikan dari tahun ke tahun selalu saja KSPPM dan AMAN, yang kemudian melahirkan AGT Tutup, melakukan aksi melawan TPL dengan tuduhan merusak lingkungan. Namun hingga saat ini tidak ada satupun bukti nyata yang bisa mereka bawa ke ranah hukum. Ini menunjukkan ketidakmampuan atau kebodohan mereka, tapi tetap saja melakukan provokasi ditengah masyarakat”, imbuh Panjaitan.(Tob1)