Kecamatan Porsea memiliki luas wilayah 37,88 Km² atau 1,83% dari total luas Kabupaten Toba Samosir.
Kecamatan Porsea berada pada 2°04’- 2°48’ Lintang Utara dan 99°04’ – 99°16’ Bujur Timur.
Kecamatan Porsea berada di atas sekitar 905 hingga 1.200 meter dari permukaan laut. Sungai Asahan yang airnya bersumber dari Danau Toba mengalir membelah ibu kota Kecamatan Porsea.
Batas wilayah
Utara | Kecamatan Bonatua Lunasi |
Timur | Kecamatan Parmaksian |
Selatan | Kecamatan Siantar Narumonda |
Barat | Kecamatan Uluan |
Kecamatan Porsea terdiri dari 14 desa dan 3 kelurahan yang terbagi habis dalam 49 dusun. Kelurahan Patane III adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Kecamatan Porsea.
Desa Raut Bosi merupakan desa dengan wilayah terluas yaitu 6,43 km² atau 16,97% dari total luas Kecamatan Porsea, sementara Kelurahan Pasar Porsea merupakan wilayah terkecil yaitu 0,08 km² atau 0,21% dari total luas Kecamatan Porsea.
Desa Amborgang merupakan desa yang paling jauh dari ibu kota Kecamatan Porsea yaitu berjarak sekitar 11 kilometer.
Sejarah Kecamatan
Kecamatan Porsea telah menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara ketika Kabupaten Toba Samosir masih belum dimekarkan. Pada tahun 1998, Kecamatan Porsea adalah salah satu kecamatan yang merintis pemekaran Kabupaten Toba Samosir.
Kecamatan Porsea memekarkan Kecamatan Siantar Narumonda pada tahun 2006 dan Kecamatan Parmaksian pada tahun 2008.
Daftar Desa/Kelurahan di Kecamatan Porsea
Desa / Kelurahan | Nama | Luas (km²) / Rasio Terhadap Luas Kecamatan | Jumlah penduduk / Kepadatan (2015) |
Desa | Amborgang | 5,40 km² (14,26%) | 604 (111,85 jiwa/km²) |
Desa | Galagala Pangkailan | 3,15 km² (8,32%) | 289 (91,75 jiwa/km²) |
Desa | Lumban Gurning | 3,04 km² (8,03%) | 661 (217,43 jiwa/km²) |
Desa | Nalela | 3,40 km² (8,98%) | 485 (142,65 jiwa/km²) |
Desa | Parparean I | 0,74 km² (1,95%) | 626 (845,95 jiwa/km²) |
Desa | Parparean II | 0,72 km² (1,90%) | 973 (1.351,39 jiwa/km²) |
Desa | Parparean IV | 0,62 km² (1,64%) | 591 (953,23 jiwa/km²) |
Desa | Patane I | 1,60 km² (4,22%) | 640 (400,00 jiwa/km²) |
Desa | Patane II | 2,02 km² (5,33%) | 777 (384,65 jiwa/km²) |
Desa | Patane IV | 2,16 km² (5,70%) | 1.043 (482,87 jiwa/km²) |
Desa | Patane V | 1,60 km² (4,22%) | 879 (549,38 jiwa/km²) |
Desa | Raut Bosi | 6,43 km² (16,97%) | 575 (89,42 jiwa/km²) |
Desa | Silamosik I | 3,45 km² (9,11%) | 343 (99,42 jiwa/km²) |
Desa | Simpang Siguragura | 1,43 km² (3,78%) | 794 (555,24 jiwa/km²) |
Kelurahan | Parparean III | 0,63 km² (1,66%) | 1.127 (1.788,89 jiwa/km²) |
Kelurahan | Pasar Porsea | 0,08 km² (0,21%) | 1.599 (19.987,50 jiwa/km²) |
Kelurahan | Patane III | 1,41 km² (3,72%) | 1.889 (1.339,72 jiwa/km²) |
Suku
Mayoritas penduduk Kecamatan Porsea berasal dari suku Toba.
Agama
Mayoritas penduduk Kecamatan Porsea memeluk agama Kristen. Kecamatan Porsea juga terdapat penduduk yang meyakini ajaran aliran kepercayaan seperti Parmalim dan sudah memiliki rumah ibadah yang disebut Rumah Parsaktian. Penduduk yang beraliran kepercayaan Parmalim dominan terdapat di Desa Nalela.
Di Kecamatan Porsea terdapat 40 sarana ibadah yang terdiri dari 33 bangunan Gereja, 2 Masjid, 3 Langgar, dan 1 Rumah Parsaktian.
Pendidikan
Pada tahun 2015, terdapat 18 bangunan sekolah di Kecamatan Porsea yang terdiri dari 14 sekolah SD, 3 sekolah SMP dan 2 sekolah SMK.[1]
Kesehatan
Kecamatan Porsea memiliki 35 unit sarana kesehatan yang terdiri dari:
- 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), terletak di Desa Parparean II
- 1 unit Puskesmas, terletak di Kelurahan Pasar Porsea
- 1 unit Puskesmas Pembantu (Pustu), terletak di Desa Silamosik I
- 15 unit Poskesdes, tersebar secara merata di masing-masing desa dan kelurahan, kecuali di Desa Silamosik I, Simpang Siguragura, dan Kelurahan Parparean III
- 17 unit Posyandu, tersebar secara merata di masing-masing desa dan kelurahan
Pertanian & Peternakan
Sumber penghasilan utama penduduk di Kecamatan Porsea adalah di sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Tanaman selain padi yang diupayakan adalah tanaman palawija, yaitu tanaman jagung dan ubi kayu. Masyarakat di Kecamatan Porsea juga banyak juga menanam tanaman sayuran, misalnya sawi, kangkung, bayam, buncis, timun, cabe merah, cabe rawit, dan bawang daun.
Dari jenis ternak besar yang diusahakan di Kecamatan Porsea pada umumnya adalah kerbau dan sapi. Sedangkan pada ternak kecil, yang paling dominan diusahakan adalah ternak babi. Untuk pemeliharaan pada ternak unggas, masyarakat di Kecamatan Borbor umumnya memelihara ternak ayam dan itik. Sungai Asahan yang mengaliri Kecamatan Porsea dimanfaatkan penduduk untuk memelihara ikan dengan sistem jaring terapung.
Perdagangan
Kecamatan Borbor memiliki 3 unit pasar yang terdiri dari:
- 1 unit pasar dengan bangunan semi-permanen, terletak di Kelurahan Pasar Porsea
- 2 unit pasar tanpa bangunan, terletak di Desa Patane I dan Kelurahan Patane III
Industri
Perindustrian yang ada di Kecamatan Porsea pada umumnya adalah industri mikro.
Sarana & Prasarana
Seluruh desa di Kecamatan Porsea telah dialiri oleh listrik PLN.
Transportasi
Sungai Asahan yang mengaliri Kecamatan Porsea juga dimanfaatkan penduduk untuk sarana transportasi.
Komunikasi
Kecamatan Porsea memiliki 6 menara BTS yaitu di Desa Parparean III (1 unit), Kelurahan Pasar Porsea (1 unit), dan Patane III (4 unit).
Pariwisata
Beberapa desa di Kecamatan Porsea yang berbatasan dengan Danau Toba dapat dijadikan sebagai tempat objek wisata alam, seperti Pantai Pasifik di Desa Patane IV.