Parsaoran Ambarita
Beritatoba.com – Simalungun – Dua “LSM Hitam” kembali membuat onar dan kericuhan di Nagori Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumut, dengan cara memprovokasi masyarakat untuk memaksakan kehendaknya menutup akses jalan di lahan konsesi PT TPL.
Disinyalir kuat kedua “LSM Hitam” itu bernama KSPPM dan AMAN yang sudah hampir tiga tahun ini melakukan provokasi ditengah masyarakat Sihaporas. Namun gerakan kedua “LSM Hitam” ini hanya didukung sebagian kecil masyarakat Sihaporas, dan memaksa warga pendatang untuk bergabung dengan mereka.
“Saya minta jangan bawa nama Sihaporas. Kalau mereka bawa nama Lamtoras, silahkan saja. Mereka itu bikin malu Sihaporas. Selalu saja memaksakan kehendaknya. Kalau bisa secepatnya dibubarkan saja mereka itu”, tegas Parsaoran Ambarita kepada beritatoba.com, Kamis (21/7/2022), menyikapi perilaku Lamtoras yang melakukan penutupan jalan di lahan konsesi TPL.
Diutarakannya bahwa Nagori Sihaporas ada terdapat lima dusun yaitu Dusun Bayu, Dusun Bolon, Dusun Lumban Ambarita, Dusun Aek Batu dan Dusun Gunung Pariama. Dari kelima dusun ini, hanya Dusun Lumban Ambarita saja yang melawan TPL dengan mengaku bahwa lahan konsesi TPL adalah milik moyangnya. Sementara Dusun Aek Batu hanya sebagian kecil saja yang ikut-ikutan.
Dikatakannya pula bahwa dari 217 KK yang ada di Nagori Sihaporas, hanya 20 KK saja yang melakukan aksi melawan PT TPL. “Untuk itulah kami minta supaya mereka-mereka itu tidak bawa-bawa Sihaporas, karena sebagian kecil saja mereka itu. Kami tidak terima perbuatan mereka itu yang bikin malu saja”, kata Parsaoran Ambarita yang dikenal juga sebagai Katua Kelompok Tani Hutan (KTH) Famili Nagori Sihaporas.
Selain memaksa warga pendatang agar bergabung dengan Lamtoras untuk melawan TPL, Parsaoran Ambarita juga menyampaikan keberatannya atas adanya orang luar yang ikut terlibat dalam gerakan Lamtoras yang didalangi oleh KSPPM dan AMAN.
Seperti yang terjadi di Desa Natumingka Kabupaten Toba, Desa Pohan Jae dan Parmonangan Kabupaten Taput, perpecahan peradatan juga terjadi ditengah masyarakat Nagori Sihaporas oleh karena kehadiran KSPPM dan AMAN. “Iya benar kami sudah terpecah secara peradatan. Tapi biar saja, kami lebih banyak kok”, imbuh Parsaoran.(R2)