Jimmy Simanjuntak

Beritatoba.com – Toba – “Dimana KSPPM dan AMAN berada, disitu terjadi perpecahan. Perpecahan tidak hanya sebatas dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga masuk dalam ranah adat istiadat”.

Demikian diutarakan Jimmy Simanjuntak warga Desa Pohan Jae Nagasatibu, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, kepada beritatoba.com, Sabtu (23/7/2022). “Memang seperti itu adanya, karena kami sendiri sudah melihat dan merasakan akibat kehadiran KSPPM dan AMAN di desa kami. Kami sudah terpecah belah dalam kehidupan sehari-hari dan dalam adat isitiadat”, katanya.

Kehadiran KSPPM dan AMAN tidak hanya menyebabkan terjadinya perpecahan ditengah kahidupan sehari-hari dan peradatan masyarakat desa, tetapi juga menyebabkan terjadinya perpecahan didalam kehidupan keagamaan. Ini terbukti ketika beritatoba.com beberapa waktu lalu melakukan peninjauan ke Desa Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba. Di desa ini telah terjadi perpecahan keagamaan. Kelompok yang menentang PT TPL telah membangun gerejanya sendiri alias tidak mau lagi bergabung dalam satu gereja dengan kelompok masyarakat lainnya. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Desa Natumingka, Kastro Simanjuntak, saat dikonfirmasi media ini beberapa waktu lalu. Masyarakat setempat, Mawar Sihotang, juga membenarkan bahwa masyarakat Natumingka terpecah belah setelah kehadiran KSPPM dan AMAN di desa mereka. “Ih… ngerilah kami disini”, kata Mawar.

Pembangunan Gereja HKI 2 di Natumingka Untuk Kelompok Kontra TPL.(Foto dipetik beberapa bulan lalu)

Wakil Ketua Lembaga Adat Dalihan Natolu Kabupaten Tapanuli Utara, Darus Manalu, juga mengatakan bahwa kehadiran KSPPM Dan AMAN merusak peradatan dan mengadu domba di desanya, Desa Aek Raja, Kecamatan Parmonangan, Taput.

Darus Manalu

Perpecahan ditengah masyarakat oleh karena kehadiran KSPPM dan AMAN di beberapa kabupaten menimbulkan keresahan sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat, khususnya dibumi Tapanuli.

Terakhir warga Nagori (Desa) Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Parsaoran Ambarita, mendesak agar Lamtoras dibubarkan saja karena dinilainya membuat malu dan menimbulkan perpecahan ditengah masyarakar Nagori Sihaporas. “Siapa lagi kalau bukan KSPPM dan AMAN dibalik semua ini”, katanya.     

Untuk itu masyarakat sekawasan Danau Toba meminta aparat berwenang agar melakukan pengawasan ketat terhadap gerakan-gerakan KSPPM dan AMAN karena dinilai sudah menimbulkan perpecahan dan keresahan ditengah masyarakat. “Sebaiknya KSPPM dan AMAN ini dibubarkan sajalah. Saya sudah lihat dan saksikan sendiri cara-cara mereka memprovokasi masyarakat, karena saya sendiri pernah terlibat dan ikut didalamya”, ungkap Jimmy Simanjuntak warga Tapanuli Utara.(R2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *