KABUPATEN KARO

                                   Semboyan : “PIJER PODI”     

Kabupaten Karo dengan semboyan Pijer Podi yang menjadi lambang persatuan dan kesatuan merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang berada pada ketinggian 120 – 1600 m di atas permukaan laut.

Ibukota kabupaten ini adalah Kabanjahe yang berjarak 75 Km atau 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Medan. Di dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo. Ada juga Gunung Sinabung yang tak kalah indahnya.

Secara geografis letak Kabupaten Karo berada di antara 2o 50’-3 o 19’ LU dan 97o 55’-98o 38’ BT dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara/Provinsi NAD.

Secara administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan (Kecamatan Barusjahe, Berastagi, Dolat Rayat, Juhar, Kabanjahe, Kuta Buluh, Laubaleng, Mardingding, Merdeka, Merek, Munthe, Naman Teran, Payung, Simpang Empat, Tigabinanga, Tiganderket, Tigapanah), 248 desa dan 10 kelurahan.  

Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri 5 (lima) Merga, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu. Merga Silima yakni : · Karo-Karo · Ginting · Sembiring · Tarigan · Perangin-angin.

Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga. Berdasarkan Merga ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan Perkade-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada. Rakut Sitelu yaitu: · Senina/Sembuyak · Kalimbubu · Anak Beru

Hasil Sensus tahun 2010 Penduduk Kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa. Pada pertengahan tahun 2014, menurut proyeksi penduduk sebesar 382.622 jiwa yang mendiami wilayah seluas 2.127,25 Km².

Sektor Pertanian dan pariwisata merupakan bagian terpenting dalam perekonomian Kabupaten Karo. Daerah yang berada di dataran tinggi bukit barisan dengan kondisi topografi yang berbukit dan bergelombang, maka di wilayah ini ditemui banyak lembah-lembah dan aluralur sungai yang dalam dan lereng-lereng bukit yang curam/terjal.

Kabupaten Karo memiliki berbagai jenis tanah yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Setiap jenis tanah mengandung karakteristik tersendiri dan dapat diolah dengan baik serta menghasilkan produksi yang optimal jika jenis komoditi yang akan ditanam disesuaikan dengan jenis tanah yang ada. Di wilayah kabupaten yang cukup luas, mencapai 2.127,25 Km2. Terdapat berbagai jenis-jenis tanah dan batuan. Untuk jenis tanah dan batuan yang ada di Kabupaten Karo, terdapat : • Kelompok andosal mencapai 41.770 Ha (46%), • Kelompok podsolik merah kuning 24.474 Ha (26,95%) • Kelompok regosal dan latasol mencapai 1.374 Ha (1,51%) dan • Kelompok lainnya mencapai 23.171 Ha (25,52%) seperti podsal, regosal, aluvial dan lain-lain.

Sumber Daya Mineral/Bahan Galian Kabupaten Karo memiliki beberapa potensi pertambangan dan energi, antara lain: panas bumi, belerang, batu gamping, dolomit, fosfat, kalsit, lempung, marmer, sirtu, trass, andesit, feldspar dan granit. Sumber daya mineral/bahan tambang ini tersebar di beberapa kecamatan, baik yang sudah dieksploitasi maupun yang belum pernah dieksploitasi.

Curah hujan tahunan berkisar antara 1.000 – 4.000 mm/tahun. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei, sedangkan musim kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni dan Juli. Curah hujan di Kabupaten Karo tertinggi pada bulan Oktober dan terendah pada bulan Februari. Suhu udara di Kabupaten Karo berkisar antara 18,40C – 19,30C dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 88,39%.

Sama seperti kabupaten/kota sekawasan Danau Toba, Kabupaten Karo juga melahirkan putera-putera terbaiknya yakni Alm Letjen (Purn) Djamin Ginting, Lejten (Purn) Amir Sembiring, mantan Menteri Kehutanan M.S. Kaban, mantan Menteri Kominfo Tifatul Sembiring. Ada juga jenderal wanita Brigjen Tama Ulinta Tarigan. Masih banyak yang sukses dibidangnya masing-masing dari Kabupaten Karo yang tidak disebutkan dalam kolom media ini. MEJUAH-JUAH… MEJUAH-JUAH… MEJUAH-JUAH… (R1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *