Artinus Hulu
Beritatoba.com – Jakarta – Banjir bandang yang menerpa beberapa desa di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sumut, disebabkan curah hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) melalui Sekretaris Umum PP GMKI, Artinus Hulu, mengucapkan turut berempati atas bencana yang terjadi di Samosir, dimana menyebabkan korban jiwa yaitu meninggal dunia, terluka parah dan luka ringan.
Mengutip data dari NGO Sumatra Forest terkait banjir bandang yang menerjang empat desa di Kecamatan Harian, ditengah penguatan El Nino, beberapa wilayah di Indonesia, seperti sebagian wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, dan sebagian besar Kalimantan, saat ini memasuki musim hujan.
Sebagian daerah mengalami hujan lebat yang memicu banjir bandang, seperti terjadi di Aceh Tenggara dan Sumatera Utara. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) minggu lalu merilis data bahwa El Nino mencapai kekuatan sedang pada September 2023 dan kemungkinan akan mencapai puncaknya sebagai peristiwa kuat pada Januari 2024.
Ada kemungkinan 90 persen bahwa El Nino akan terus berlanjut sepanjang musim dingin di belahan bumi utara dan musim panas di belahan bumi selatan.
Dampak penguatan el nino yang mengakibatkan tingginya curah hujan, khususnya disekitar Tapanuli, juga berdampak timbulnya bencana banjir dibeberapa daerah, seperti di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kecamatan Bakti Raja, Desa Marbun Tonga dan Marbun Dolok.
Kejadian dihari yang sama akibat tingginya curah hujan dan bahkan mengakibatkan longsor dan banjir bandang yang juga terjadi diempat Desa Kecamatan Harian Kabupaten Samosir, yaitu Desa Siparmahan, Desa Sappur Toba, Desa Dolok Raja dan Desa Hariara Pohan.
Kondisi hujan deras yang terjadi pada hari senin 13 November 2023 sampai Selasa dini hari 14 November 2023 mengakibatkan terjadinya longsor pada bagian tebing perbukitan diatas ke empat desa tersebut.
“Bencana alam ini tidak serta-merta dapat dikaitkan dengan Perusahaan yang ada di sekitaran Danau Toba, jika kita tidak memiliki data yang jelas, penilaian objektif dan melakukan penelitian langsung ke lokasi bencana”, kata Artinus.
Berdasarkan pengamatan dan data-data yang didapat dari berbagai sumber, dapat disimpulkan faktor penyebab terjadinya banjir bandang yang menerjang empat desa di Kecamatan Harian yang terjadi pada hari Senin (13/11/2023) adalah sebagai berikut :
1. Curah hujan yang turun dengan intensitas yang cukup tinggi, dimana hal ini dikuatkan oleh keterangan beberapa warga setempat yang menceritakan bahwa hujan turun deras hampir satu harian (12 jam)
2. Curah hujan yang cukup tinggi dan terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama mengakibatkan daya serap tanah sampai ketingkat jenuh yang akibatnya daya serap tanah terhadap air sangat rendah dan berbanding terbalik dengan volume air hujan yang cukup besar serta luasan hamparan lahan diatas pedesaan yang cukup luas.
3. Intensitas hujan yang cukup tinggi juga mengakibatkan terjadinya longsoran dibeberapa titik tebing dan perbukitan yang berada diatas perkampungan, dimana material longsoran tersebut yang terdiri dari tanah dan batuan akhirnya terbawa arus air dan masuk ke aliran air sungai Aek Sitio-tio, Aek Godang dan Aek Horison.
4. Volume air hujan yang cukup besar yang bercampur material longsoran dari dataran tinggi tidak mampu ditampung oleh tiga alur sungai yang hulunya berada diatas perbukitan, yaitu sungai Aek Sitio-tio, Aek Godang dan Aek Horison, Akhirnya meluap/melimpah dari ketiga sungai tersebut mengalir deras menerjang perladangan, persawahan, pemukiman serta fasilitas umum lainnya yang berada dibawahnya.
Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) GMKI, Artinus Hulu, mengajak seluruh warga Sumatera Utara, seluruh masyarakat Indonesia dan sektor pemerintahan untuk memberikan perhatian, empati dan bantuan kepada korban bencana banjir bandang di Samosir. Peristiwa alam ini tidak boleh di politisasi dan di jadikan ajang momentum oleh oknum-oknum tertentu yang mengatasnamakan organisasi hanya sekedar meraup keuntungan eksistensi di tengah-tengah penderitaan masyarakat. “Kami minta agar pemerintah memberikan bantuan kepada warga tanpa menuduh TPL (PT Toba Pulp Lestari, red)”, imbuhnya.
Sekretaris Umum PP GMKI Artinus Hulu juga menghimbau agar masyarakat yang ada didaerah-daerah yang diprediksi akan mengalami cuaca ekstrim untuk tetap waspada dan berhati-hati.(R1)