Mengapa Dosa Dibiarkan?
“Allah itu kasih adanya.” 1 Yohanes 4:16. Sifat, dan hukumNya adalah kasih. Hal itu senantiasa demikian dan akan selalu demikian. “Yang Mahatinggi dan Mahamulia yang mendiami tempat yang kekal,” yang “jalannya kekal,” tidak berubah. PadaNya “tidak ada perubahan dan tiada berbayang perubahannya,” Yesaya 57:15; Habakuk 3:6; Yakub 1:17. PB1 21.1
Setiap pernyataan kuasaNya dalam hal menciptakan adalah suatu pernyataan kasih yang tidak terbatas Pemerintahan Allah mencakup kelimpahan berkat kepada semua mahluk ciptaanNya. Pemazmur berkata, PB1 21.2
“Padamu adalah lengan yang berkuasa, dan tanganmu itu kuatlah adanya; tangan kananmu itu tinggi. Bahwa adalat dan hukum itulah alas arasymu adanya, maka kemurahan dan kebenaran itu mendahului hadiratmu. Pada sepanjang hari mereka itu bersukacita kelak akan namamu dan mereka itu diangkat tinggi-tinggi oleh kebenaranmu. Karena engkau juga kemuliaan kuatnya dan oleh keridlaanmu tanduk kami akan ditinggikan. Karena dari pihak Tuhan adalah perisai kita, dan dari pihak kesucian orang Israel adalah Raja kita.” Mazmur 89:14-19. PB1 21.3
Sejarah pertarungan yang hebat antara yang baik dan yang jahat, dari sejak mula pertama di sorga sampai ke akhir pemberontakan dan dihapuskannya dosa adalah juga satu pernyataan kasih Allah yang tidak berubah. PB1 21.4
Penguasa alam semesta tidaklah’sendirian dalam mengerjakan kebajikanNya. Ia mempunyai seorang pembantu—seorang yang bekerja sama yang dapat menghargai akan maksud-maksudNya, dan dapat ikut menikmati kesukaanNya dalam memberikan kebahagiaan kepada mahluk ciptaan, “Maka pada awai pertama adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama Allah, dan Firman itulah juga Allah. Adalah Ia pada mulanya beserta dengan Allah.” Yohanes 1:1, 2. Kristus, Kalam itu, Anak Allah yang tunggal, adalah satu dengan Bapa yang kekal—satu dalam sifat, dalam tabiat, dalam tujuan -satu-satunya oknum yang dapatturut serta dalam musyawarah serta maksud-maksud Allah. “Maka kebesaran pemerintahannya dan selamatnya akan tiada berkesudahan; maka tahta Daud serta kerajaannya akan ditetapkannya dan diteguhkannya dengan kebenaran dan keadilan daripada sekarang sampai selama-lamanya! Maka gairah Tuhan serwa sekalian alam akan melakukan perkara itu.” Yesaya 9:6. “Asalnya daripada purbakala, daripada awal zaman.” Mikha 5:1. Dan Anak Allah itu menyatakan tentang diriNya: “Bahwa Tuhan telah’ menaruh aku akan permulaan jalannya, dahulu daripada segala perbuatannya yang mula-mula. Bahwa aku telah dilantik dari selama-lamanya, yaitu dahulu daripada bumi ini jadi. Tatkala ditentukannya segala bumi ini, tatkala itu adalah aku serta dengan Dia seperti anak pemeliharaannya, dan tiap-tiap hari aku menjadi kesukaannya dan bermainmain senantiasa di hadapan hadiratNya.” Amsal 8:22, 23, 29, 30. PB1 21.5
Allah Bapa bekerja melalui AnakNya di dalam menciptakan segenap mahluk sorga. “Karena di dalam Dia sudah dijadikan segala sesuatu yang di langit dan yang di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, baik perintah, baik penguasa, baik kuasa; maka segala sesuatu oleh Dia dan bagi Dia.” Kolose 1:16. Malaikat-malaikat adalah pelayanpelayan Allah yang bermandikan cahaya yang senantiasa terpancar dari hadiratNya dan dengan sayapnya terbang cepat untuk melaksanakan kehendakNya. Tetapi Anak Allah yang diurapi oleh Tuhan, “zat Allah yang kelihatan,” “cahaya kemuliaannya,” “Yang menanggung segala sesuatu dengan firman kuasanya,” memegang pemerintahan di atas semuanya. Ibrani 1:3. “Suatu tahta kemuliaan, suatu ketinggian daripada mulanya,” adalah tempat kaabahNya (Yermia 17:12); “Satu tongkat kebenaran,” tongkat kerajaanNya. Ibrani 1:8. “Hormat dan kemuliaan adalah di hadapan hadiratnya, keindahan dan perhiasan dalam tempatnya yang suci.” Mazmur 96:6. “Rahmat dan kebenaran berjalan di hadapannya.” Mazmur 89:14. PB1 22.1
Hukum kasih adalah dasar pemerintahan Allah. Kebahagiaan semua mahluk yang berpikir bergantung atas keselarasan yang sempurna terhadap prinsip-prinsip kebenaranNya yang agung itu. Tuhan menghendaki dari semua mahluk ciptaanNya pelayanan kasih—pelayanan yang timbul dari rasa penghargaan akan tabiatNya. Ia tidak menyukai suatu penurutan yang terpaksa; dan kepada semua Ia telah memberikan kebebasan untuk memilih, agar mereka dapat memberikan pelayanan yang bersifat sukarela.