Oleh : Jhohanes Kusuma Hutajulu

Jhohanes Kusuma Hutajulu

beritatoba.com – Toba – Mirisnya pasokan bahan bakar fosil dan meningkatnya keprihatinan terhadap lingkungan, mendorong pencarian intensif untuk bahan bakar alternatif terbarukan yang mampu memenuhi permintaan energi yang terus meningkat. Biodiesel mendapatkan perhatian sebagai alternatif pengganti minyak bumi sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan dan terbarukan. Biodiesel secara kimia merupakan metil ester asam lemak (FAME) dan, dapat diproduksi dari transesterifikasi minyak nabati dan lemak hewani, dimana trigliserida (TG) yang sesuai bereaksi dengan methanol dengan adanya katalis yang membentuk gliserol sebagai produk sampingan.

            Alasan digunakan katalis heterogen untuk produksi biodiesel karena memiliki keuntungan, yaitu katalis heterogen dapat digunakan kembali, proses operasional lebih sederhana, jumlah air limbah yang dihasilkan sedikit, dan tidak terlalu sensitif terhadap air. Telur ayam digunakan dalam indsutri makanan sebagai salah satu bahan untama untuk memproduksi suatu produk makanan, tidak hanya di industri namun kebutuhan masyarakat akan telur juga tinggi. Karena konsumsi telur ayam yang tinggi, sejumlah besar cangkang yang dianggap sebagai sampah dapat digunakan menjadi katalis heterogen. Komposisi cangkang telur ayam terdiri dari kalsium karbonat, yang jika dikalsinasi diatas suhu 700oC menghasilkan kalsium oksida yang dapat digunakan menjadi katalis

            Tujuan yang diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai manfaat lain dari limbah biomassa cangkang telur sisa industri makan dan home industry, dimana biomass waste dari cangkang telur juga memiliki kemampuan menjadi katalis heterogen untuk produksi biodiesel, karakterisasi kalsium oksida yang diperoleh dari limbah cangkang telur, mengevaluasi aktivitas katalitiknya dalam transesterifikasi minyak bunga matahari 3 dan menetapkan waktu kesetimbangan kinetik selama pembentukan ester akil asam lemak rantai Panjang

            Hasil reaksi karakterisasi menunjukkan bahwa katalis membutuhkan modifikasi termal dengan pemanasan pada suhu 900oC selama 3 jam, untuk dapat digunakan dalam proses transesterifikasi. Katalis yang tidak diberi perlakuan dengan modifikasi pemanasan tidak dapat digunakan dalam proses transestrifikasi karena tidak memiliki aktifias katalitik. Perlakuan modifikasi termal menghasilkan partikel kecil CaO yang bertanggung jawab untuk aktivitas katalitik. Untuk transesterifikasi yang optimal dengan katalis limbah abu cangkang telur dengan rasio 1:9 minyak / methanol (XMR), dan minyak bunga matahari 3 %wt (XC), pada suhu 60oC dengan waktu pengadukan selama 3 jam, dengan kecepatan 1000rpm, konversi trigliserida (TGA) menjadi biodiesel 94,73 %wt.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, karakterisasi katalis dan transesterifikasi. dengan langkah awal yaitu melakukan pembuatan katalis. Karakterisasi katalis dilakukan untuk menunjukkan aktivitas katalitik limbah cangkang telur, baik yang alami maupun yang diberi perlakuan dengan pemanasan.

Penulis artikel ini adalah Mahasiswa Institut Teknologi Del, Teknik Bioproses, Fakultas: Bioteknologi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *