Beritatoba.com – Tapsel – PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) gandeng Badan Penerapan Standarisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) Sumut dengan tinjau lahan pertanian sawah di Desa Sanggapati, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Rabu (28/8/2024) lalu.
Adapun tujuan dari TPL gandeng BPSIP Sumut dalam rangka tinjau lahan sawah di Desa Sanggapati, Kabupaten Tapsel ini untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian padi di sana.
Dimana, kerja sama antara TPL dan BPSIP Sumut, sebelumnya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) telah berlangsung sejak 2019 lalu. Kerja sama guna meningkatkan produktivitas pertanian oleh PT TPL ini juga bukan kali pertama.
“Kedatangan kami (BPSIP Sumut, red) juga bagian dari upaya meningkatkan produktivitas petani padi di Kabupaten Tapsel,” kata Kepala BPSIP Sumut, Dr Khadijah El Ramija SPi MP disela peninjauan lahan di Desa Sanggapati bersama TPL.
Menurut Khadijah, kedatangannya bersama Tim dari BPSIP Sumut, juga untuk meningkatkan produktivitas lahan-lahan sawah sub optimal, yaitu lahan-lahan yang tidak ada irigasinya atau tadah hujan salah satu contohnya yang ada di Desa Sanggapati tersebut.
“Misalnya, kita upayakan agar bagaimana petani bisa menanam yang tadinya sekali menjadi dua kali dalam setahun. Khusus di Desa Sanggapati ini, memang sudah lumayan baik. Karena bisa menanam (padi) dua kali,” terang Khadijah.
Harapannya, kata Khadijah, dengan adanya kerja sama antara TPL, BPSIP Sumut, Dinas Pertanian Tapsel, dan petani, proses tanam bisa terjadi 3 kali dalam setahun. Sehingga pendapatan petani bisa meningkat dan mereka dapat jauh lebih sejahtera.
“Serta, kita harapkan Indonesia khususnya Kabupaten Tapsel bisa swasembada beras dan tidak impor lagi,” harapnya.
Dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Sanggapati, Sulaiman Sinaga, mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada TPL. Sebab, TPL telah turut membantu mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia jadikan lumbung padi Tapsel di masa mendatang.
“TPL menyahuti dan membawa BSIP Sumut untuk membantu meningkatkan produksi hasil masyarakat Desa Sanggapati khususnya petani sawah. Ini kita apresiasi,” terangnya.
Sementara, Koordinator Community Development (CD), Aya, mengatakan program padi emas ini merupakan bagian tanggung jawab sosial TPL bagi masyarakat sekitar operasional TPL. Salah satunya membantu meningkatkan perekonomian.
Dikarenakan keterbatasan, pihaknya mendatangkan Tim yang lebih paham, dengan merangkul tenaga ahli. Pihaknya mengaku siap mendukung semua program pemerintah, terutama ketahanan pangan ini.
“Karena, TPL selalu berusaha di setiap pondasi kehidupan masyarakat tempat beroperasional harus mempunyai kontribusi. Minimal, tumbuh berkembang jadi lebih baik bersama masyarakat,” harap Aya.
Pihaknya berharap dari sosialisasi program padi emas, masyarakat Desa Sanggapati dapat mandiri untuk mendukung program pemerintah yaitu ketahanan pangan. Sebagaimana cita-cita Indonesia di 2045 nanti, menjadi lumbung padi dunia.
Sedangkan CD Officer TPL Sektor Tapsel, Charles Sitorus menambahkan, dengan hadirnya TPL, harapannya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya. Seperti dengan cara memberikan pelatihan.
“Misalnya, lewat program padi emas ini memakai pola jarak tanam, yang kegunaannya untuk pengendalian hama, perawatan, dan pemupukan jadi lebih mudah,” tutupnya.(Tob1)