KABUPATEN TAPANULI UTARA

               Semboyan : ”ARGA DO BONA NI PINASA”   

Kabupaten Tapanuli Utara termasuk dalam keresidenan Tapanuli  pada masa Hindia Belanda yang dipimpin seorang Residen bangsa Belanda berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling (kabupaten) yaitu Afdeling Batak  Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibu kotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu : Onder Afdeling Silindung (Wilayah Silindung) ibu kotanya Tarutung. Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang) ibu kotanya Siborongborong. Onder Afdeling Toba (Wilayah Toba) ibu kotanya Balige. Onder Afdeling Dairi Landen (Kabupaten Dairi sekarang) ibukotanya  Sidikalang. Onder Afdeling Samosir (Wilayah Samosir) ibu kotanya Pangururan.

Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulailah membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya Dr Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen Tapanuli. Kemudian disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara yakni nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah Batak dan sebagai luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing. Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi perubahan, nama Luhak diganti menjadi kabupaten yang dipimpin Bupati,

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, permulaan tahun 1950 di Tapanuli dibentuk Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tapanuli Utara atau disingkat Taput. Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dibentuk dengan Undang-undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Utara.

Seiring waktu, saat ini Kabupaten Tapanuli Utara dipimpin Bupati Nikson Nababan yang dilantik sejak 13 Juni 2014 dan terpilih kembali sampai sekarang atau dua periode. Kabupaten Tapanuli Utara memiliki semboyan ”ARGA DO BONA NI PINASA”, yang mempunyai arti kecintaan/kesetiaan terhadap tanah pusaka yang diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang.

 Kabupaten Tapanuli Utara dengan jumlah penduduk berdasar sensus 2018 sebanyak 299.881 jiwa terdiri dari 15 kecamatan (Kecamatan Tarutung, Pangaribuan, Sipahutar, Siborongborong, Garoga, Pahae Julu, Adian Koting, Muara, Pagaran, Parmonangan, Sipoholon, Pahae Jae, Siatas Barita, Purba Tua, Simangumban), dengan 11 kelurahan dan 241 desa.

Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada koordinat 1º20’00” – 2º41’00” Lintang Utara (LU) dan 98º05’-99º16’ Bujur Timur (BT). Dengan luas wilayah yang dimiliki ± 3.800,31 km², dengan distribusi luas daratan sebesar 3.793,71 km² dan luas perairan Danau Toba sebesar 6,60 km².

Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur tanah, Kabupaten Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Berdasarkan topografinya daerah ini berada diketinggian 150 – 1.700 meter diatas permukaan laut. Kontur tanah beraneka ragam, yaitu tergolong datar (3,16 persen), landai (26,86 persen), miring (25,63 persen) dan terjal (44,35 persen). Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada rata-rata ketinggian 900 meter diatas permukaan laut sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Kabupaten Tapanuli Utara termasuk daerah yang beriklim tropis yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan tahunan mencapai lebih dari 2500 mm, atau kawasan rawan gempa.

Secara umum kondisi geologi pada Kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh jenis batuan sedimen aluvium muda dan aluvium tua. Jenis aluvium muda terdiri dari komposisi unsur pasir kerikil, rawa bakau, fluviatil, assalaut, dan lakustrin. Sedangkan jenis aluvium tua terdiri dari batuan kerikil, pasir, dan lempung.

Secara administratif Kabupaten Tapanuli Utara berbatasan dengan lima kabupaten tetangga. Adapun batas-batas adalah sebagai berikut :

  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Humbang Hasundutan
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan rumah bagi suku Batak Toba, yang juga mencakup kabupaten yang sudah dimekarkan saat ini yakni Kabupaten Toba, Kabupaten Samosir dan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Salah satu pusat gereja Kristen Protestan  terbesar di Indonesia yaitu Huria Kristen Batak Protestan  atau HKBP, terletak di kabupaten Tapanuli Utara, tepatnya berada di ibukota kabupaten, kota Tarutung. Mayoritas penduduk kabupaten Tapanuli Utara atau sekitar 95,09 % memeluk agama Kristen, sebagian kecil beragama Islam dan Budha serta kepercayaan asli suku Batak yaitu Parmalim.

Bahasa Batak Toba adalah Bahasa Utama yang digunakan oleh penduduk Tapanuli Utara, selain dari Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi Indonesia. Dikalangan orang Batak ada singkatan 3 H yang populer yang mengekspresikan nilai-nilai budaya mereka yakni, Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon. Hamoraon (kekayaan) berarti bahwa seseorang harus berjuang keras meraih kekayaan sepanjang hidupnya. Hagabeon (berkat) berarti seseorang harus dikarunai keturunan dan pada akhirnya memiliki jaringan kekerabatan. Yang terakhir, hasangapon (kebanggaan/Penghormatan) diraih ketika seseorang menerima pengakuan dari orang lain.

Kabupaten Tapanuli Utara memiliki beberapa tempat wisata. Salah satu yang paling terkenal adalah wisata Salib Kasih. Sebagai kawasan yang mayoritas memeluk agama Kristen, kawasan ini sering dijadikan sebagai wisata rohani, baik dari wisatawan lokal  maupun wisatawan mancanegara.

Beberapa tokoh nasional atau orang terkenal yang sukses dibidangnya masing-masing yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara diantaranya Alm Jenderal (Purn) Maraden Panggabean mantan Pangkokamtib era Presiden Suharto. Alfred Simanjuntak penulis lagu Bangun Pemuda Pemudi. Asmara Nababan Aktivis Hak Asasi Manusia. Hadrianus Sinaga mantan Menteri Kesehatan RI (1956-1957). Jannes Humuntal Hutasoit, mantan Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Peternakan dan Perikanan (1983-1988). Alm DR GM Panggabean, Pendiri Harian Sinar Indonesia Baru. Panda Nababan, wartawan dan politikus. Irjen Pol Drs Martuani Sormin Siregar M.Si yang sejak 6 Desember 2019 menjadi Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara. Masih banyak lagi orang sukses di pemerintahan dan dunia usaha serta bidang lainnya dari kabupaten ini yang tidak disebutkan satu persatu dikolom media ini. HORAS… HORAS… HORAS… (R1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *