Beritatoba.com – Taput – Ternyata, pelaku pembalakan liar ternama selama puluhan tahun ini atau toke besar kayu alam dan pinus di Tapanuli, sebut saja ‘Apek Toyak’, satu kampung dengan Direktur KSPPM, Delima Silalahi, yang dikenal sebagai pecinta lingkungan dari Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara.

Foto ilustrasi wanita boneka pejuang lingkungan menyedihkan, sembunyikan kuku hitam.

Delima Silalahi bersama kroni-kroninya selama ini mengaku getol melindungi lingkungan dari pencemaran dan pembalakan liar, namun kayaknya mereka hanya spesialis untuk menuduh dan menggembosi PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) saja sebagai perusak lingkungan.

Dimana ada lahan konsesi TPL, disitulah KSPPM dan AMAN Tano Batak melakukan gerakan provokasi yang berakhir kepada perpecahan ditengah masyarakat pedesaaan dengan issu lingkungan dan tanah adat.

Kemudian dengan kelihaiannya, kedua LSM yang dikenal dengan sebutan sebagai ‘Dua LSM Hitam’ ini berhasil menunggangi kaum agamais seperti Pdt Jurito Sirait dari HKBP Lumban Julu, Kabupaten Toba, dan bahkan 2 orang Ephorus masih saja bisa terprovokasi oleh mereka boneka barat ini. Hebat…!

Selaku LSM yang pernah meraih penghargaan lingkungan hidup dari Amerika, yang diketahui ternyata satu grup mereka, bukan grup greenpeace, terbukti tidak pernah memenjarakan atau membawa keranah hukum para pelaku illegal loging atau pembalakan liar sekaligus perusak lingkungan se kawasan Danau Toba.

Masyarakat Kecamatan Garoga dan Kecamatan Pangaribuan, Taput, beberapa tahun terakhir ini sangat mengeluh atas terjadinya penebangan kayu alam dan kayu pinus terduga kuat dilakukan ‘Apek Toyak’, yang sekampung dengan Delima Silalahi, di kawasan hutan negara sebelah desa mereka.

Warga Desa Parinsoran, Kecamatan Garoga, dan warga Dusun Sibudil Desa Batu Manumpak, Kecamatan Pangaribuan, selama beberapa tahun ini hanya bisa diam membisu seribu bahasa melihat penebangan kayu pinus dan kayu alam yang merajalela.

Warga Najumambe, Kecamatan Pangaribuan, juga hanya bisa melongok melihat truk-truk pengangkut kayu berondolan berseliweran melintasi jalan aspal di desa mereka. “Bahkan pelaku pembalak liar itu pernah membuat gudang penampungan kayu berondolan dekat desa kami ini. Sekarang tidak tahu pindah kemana gudang penampungannya”, kata Holong Jabrik Pakpahan warga Desa Najumambe.

Saat mendengar ada LSM yang peduli lingkungan yakni LSM KSPPM dan AMAN Tano Batak serta ikut juga pendeta, warga Desa Parinsoran dan Desa Batu Manumpak sangat berharap kepada LSM dan pendeta itu bisa datang berkunjung ke desanya untuk menyaksikan langsung penebangan disana.

“Kami dengar-dengar dan baca juga di medsos dua LSM dan ikut juga pendeta serta dua ephorus terlibat dan mengaku sebagai pejuang lingkungan. Inilah kesempatan kita untuk berantas perusak hutan di desa kami. Kami sangat berharap mereka-mereka yang mengaku pejuang lingkungan itu segera datang ke Desa Parinsoran dan Batu Manumpak. Ayo jangan ragu dan jangan takut. Mari kita basmi pelaku perusak hutan. Kami akan tunjukkan lokasinya. Jangan banyak taik gigi”, kata Parulian Sormin.    

Bagaimana Jurito, Delima dan Roganda…? Boleh juga ikut kedua Ephorus. Kalau berani berantas pelaku perusak hutan silahkan hubungi media ini di nomor WA 0821 6024 1573.(Tap1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *