KABUPATEN PAKPAK BHARAT
Semboyan : “Bage Ate Rejeki Bage Tennah Sodip”
Kabupaten Pakpak Bharat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang dibentuk pada tanggal 28 Juli 2003 dan merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Dairi. Pembentukan Kabupaten Pakpak Bhaeat sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten Pakpak Bharat dengan motto (semboyan) dalam Bahasa Batak Pakpak adalah “Bage ate rejeki bage tennah sodip mengandung makna bahwa masyarakat dalam setiap melakukan pekerjaan mempunyai keselarasan antara hati, jiwa, pikiran dengan perbuatan.
Pakpak Bharat terletak di kaki pegunungan Bukit Barisan. Kegiatan perekonomian terfokus pada pertanian dan perkebunan. Hampir 90% penduduk kawasan ini beretnis Pakpak, sebuah sub suku Batak. Kabupaten ini terletak antara 96°00’00” – 98°31’00” Bujur Timur dan 02°15’00” – 03°32’00” Lintang Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara dibatasi oleh Kabupaten Dairi
- Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan
- Sebelah Timur dibatasi oleh Kabupaten Toba Samosir
- Sebelah Barat dibatasi Kabupaten Aceh Singkil dan Kota.
Luas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.121,830 km2, yang terdiri dari 8 kecamatan (Kecamatan Salak, Kerajaan, Sitellu Tali Urang Jehe, Tinada, Siempat Rube, Sitellu Tali Urang Julu, Pergetteng Getteng Sengkut dan Pagindar), dan terdiri dari 52 desa (50 desa swadaya dan 2 desa swakarsa) dan 211 dusun.
Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kabupaten Pakpak Bharat tergolong beriklim tropis dengan ketinggian antara 700 – 1.500 mdpl dengan kondisi geografis berbukit – bukit.
Suku yang mendiami Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya adalah Suku Batak Pakpak Bharat. Sebagian besar wilayah dari Kabupaten Pakpak Bharat merupakan tanah ulayat dari Suku Pakpak Suak Simsim, sehingga mayoritas marga di Kabupaten Pakpak Bharat adalah berasal dari Suak Simsim. Namun meskipun begitu, juga terdapat marga Pakpak lainnya yang berasal dari keempat suak lainnya. Marga Pakpak yang mendiami Kabupaten Pakpak Bharat meliputi : Bancin, Banurea, Berutu, Bintang, Boangmanalu, Cibro, Lembeng, Padang, Sinamo, Sitakar, Solin, Manik.
Mayoritas penduduk Kabupaten Pakpak Bharat menganut agama Kristen, diikuti oleh penganut agama Islam yang juga memiliki populasi yang tidak sedikit. Ada sebanyak 23.069 Protestan, 19.158 Muslim dan 2.047 Katolik. Pakpak Bharat terletak di kaki pegunungan Bukit Barisan. Kegiatan perekonomian terfokus pada pertanian dan perkebunan.
Kabupaten Pakpak Bharat memiliki posisi yang strategis dalam pengembangan wilayah di Sumatera Utara, karena Kabupaten ini menghubungkan pusat-pusat pengembangan wilayah seperti Kabupaten Dairi dan Kabupaten Aceh Singkil di Nangroe Aceh Darussalam. Besarnya jumlah penduduk Sumatera Utara termasuk Medan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya merupakan pangsa pasar yang sangat potensial bagi produk-produk yang berasal dari kabupaten Pakpak Bharat. Dengan demikian Kabupaten ini dapat menarik dan memanfaatkan peluang-peluang bisnis pada sektor perdagangan, jasa, dan pariwisata dan aktivitas lainnya.
Kabupaten Pakpak Bharat memiliki jaringan jalan yang sampai saat ini terus dibenahi yang dapat menghubungkan kabupaten ini dengan Provinsi lainnya, yaitu karena Kabupaten ini terletak pada lintasan jalan Negara yang menghubungkan wilayah Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sehingga akan memicu pengembangan ekonomi yang lebih dinamis. Tersedianya jalan antara kabupaten seperti ini dengan Kabupaten Dairi yang sudah mulus dan Kabupaten Humbahas yang masih harus diperbaiki serta termasuk Kabupaten Penopang Destinasi Danau Toba yang sedang digerakkan oleh Pemerintah Pusat melalui Badan Otoritas Danau Toba.
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam meningkatkan pelayanan publik yang prima melaksanakan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Kabupaten Pakpak Bharat menjadi model percontohan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara terintegrasi dan mandiri level Pemda Kabupaten.
Seluruh OPD dan UPT di Kabupaten Pakpak Bharat telah menyusun manual mutu terkait pelayanan publik sesuai SMM ISO 9001:2008. Penerapan sekaligus pada semua OPD dan UPT ini, merupakan yang pertama di Indonesia. Kabupaten Pakpak Bharat memperoleh ranking II dalam pelayanan publik di Indonesia.
Dalam upaya menarik masuknya investor baik dari dalam negeri (PMDN) maupun dari luar negeri (PMA), bebarapa hal dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, antara lain adalah :
- Menggali dan mengidentifikasi untuk menetukan potensi unggulan daerah yang bisa ditawarkan pada investor.
- Melakukan promosi atau road show ataupun publikasi lain pada industri terutama yang menarik bagi investor asing.
- Menetapkan kebijakan pemerintah daerah dan pengaturan hukum yang mendukung penciptaan iklim yang kondusif bagi investor.
- Melakukan penyesuaian kebijakan pemerintah daerah dan pengaturan hukum yang tidak sesuai dengan ketentuan penanaman modal baik internasional ataupun nasional.
- Mempersiapkan peningkatan sumber daya manusia aparat daerah dalam memberikan pelayanan yang baik bagi investor.
- Mendukung partisipasi aktif masyarakat atau publik pada aktivitas dan pengawasan kegiatan permodalan.
- Perbaikan peningkatan sarana dan prasarana pendukung bagi kelancaran modal.
- Perbaikan Pelayanan Perizinan bagi Penanaman Modal secara sederhana, cepat, mudah, murah, memuaskan.
- Mengupayakan keamanan, kenyamanan, ketentraman, ketertiban lingkungan agar tercipta iklim yang ramah dan memuaskan.
- Mendukung pemberian fasilitas untuk peningkatan sumberdaya masyarakat agar dapat menduduki jabatan strategis dan terjadi alih teknologi.
Demikian yang bisa disampaikan profil Kabupaten Pakpak Bharat. Njuah-Njuah… Njuah-Njuah… Njuah-Njuah… (R1)