Penutupan pagar depan rumah Manolong Manurung oleh keluarga besar Pdt Faber Manurung.(Foto btc)
Beritatoba.com – Setahun sudah pintu pagar rumah Manolong Manurung ditutup oleh keturunan Op. Sinta Manurung yang mengakibatkan keluarga Manolong Manurung tidak bisa melalui jalan depan rumahnya yang berada di Dusun Parbulu, Desa Banjar Ganjang, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba.
Penutupan pintu pagar utama rumah Manolong oleh paman dari Pdt Faber Manurung ini menggunakan kayu bambu dan bertuliskan “TANAH INI MILIK KETURUNAN OP. SINTA MANURUNG”. Kabarnya penutupan ini dilakukan oleh perintah Pdt Faber Manurung karena si pemilik rumah menolak diajak melakukan aksi demo tutup TPL.
Dusun Parbulu yang berada tepat dibelakang pabrik PT Toba Pulp Lestari, Tbk dan berdekatan dengan pembibitan eucalyptus (nursery) itu adalah dusun yang didiami oleh marga Manurung dan marga Sinaga. Setahun lalu terjadi kontroversial antara keluarga Manolong Manurung dengan keluarga besar Pdt Faber Manurung terkait keberadaan TPL khususnya dugaan limbah Nursery. Pertengkaran ini berujung penutupan pintu pagar depan rumah Manolong Manurung.
Selama ini Pdt Faber Manurung dikenal sangat getol melakukan perlawanan terhadap PT TPL, bahkan sampai membawa permasalahan limbah Nursery ke kantor Kepala Staf Kepresidenan di Jakarta. Namun kabarnya hingga saat ini pengaduan Pdt Faber Manurung atas limbah tersebut tidak terbukti.
Manolong Manurung saat dikonfirmasi beritatoba.com melalu jaringan selular, Selasa (31/8/2021), mengutarakan bahwa penutupan pintu pagar depan rumahnya itu telah berlangsung setahun, tepatnya pada September 2020 lalu. Permasalahan penutupan ini telah ditangani oleh pihak Poldasu dan Agraria yang menyatakan bahwa tanah milik Manolong Manurung tidak termasuk dalam sertifikat milik keluarga besar Pdt Faber Manurung.
Namun demikian pihak keluarga besar Pdt Faber Manurung tetap bersikeras menyatakan bahwa tanah tempat berdirinya rumah yang didiami oleh Manolong Manurung adalah milik keturunan Op. Sinta Manurung, dan pihaknya tidak mau mencabut pagar penutup dan spanduk yang menutupi akses jalan menuju rumah Manolong tersebut. “Karena sudah SP3, pernah juga Kapolsek, Camat dan kepala desa mendatangi pihak keluarga besar Pdt Faber meminta untuk mencabut bambu penutup jalan rumah saya, namun ditolak keras. Hingga saat ini bambu dan spanduk yang menutupi jalan kerumah saya masih tetap berdiri”, kata Manolong seraya menambahkan bahwa keluarganya harus berjalan keluar masuk rumah melalui jalan setapak samping rumahnya.
Akibat penutupan, keluarga Manolong Manurung harus melalui jalan setapak samping rumahnya (paling kanan).(Foto btc)
Disinggung latarbelakang dari penutupan jalan tersebut, Manolong Manurung mengaku bahwa dirinya pernah diajak oleh Pdt Faber Manurung untuk ikut serta melakukan aksi demontrasi dengan tuntutan “Tutup TPL” yang dikaitkan dengan limbah Nursery.
Namun ajakan Pdt Faber Manurung ini ditolak oleh Manolong Manurung karena limbah Nursery yang dituduhkan oleh Faber merusak tanaman persawahan Dusun Parbulu itu tidak mendasar atau tidak terbukti. Bahkan selama berpuluh tahun ini, masih menurut Manolong, persawahan yang menggunakan air yang berasal dari nursery tidak ada yang merusak persawahan malah hasil panen padi di dusun itu sangat memuaskan, ditambah lagi bisa digunakan untuk mencuci tangan.
“Mungkin dia (Pdt Faber Manurung,red) kesal sama saya karena saya tidak mau ikut demo TPL. Akhirnya mungkin dia suruh bapak udanya (paman, red) menutup pintu pagar rumah saya dengan bambu. Walau tidak terbukti tanah ini miliknya, tetap saja mereka bersikeras tidak mau mencabut bambu itu”, kata Manolong haru.
Sementara itu marga Sinaga yang enggan menyebutkan namanya kepada beritatoba.com mengatakan bahwa permasalahan antara Manolong Manurung dan pihak keluarga besar Pdt Faber Manurung disinyalir kuat karena kontroversi permasalahan limbah Nursery PT TPL. Menurut Sinaga beberapa tahun lalu pernah dilakukan pemotongan kerbau untuk menyepakati persatuan dalam melawan PT TPL jika terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh TPL.
Disatu sisi Pdt Faber Manurung getol menyerang PT TPL melalui limbah nursery yang diduganya telah merusak persawahan, sementara Manolong Manurung berpendapat lain. Menurut Manolong tuduhan Faber tidak terbukti, dan malah hasil pertanian selama ini di Dusun Parbulu sesuai pengharapan masyarakat.
Hasil pantauan beritatoba.com beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa bambu dan spanduk yang menutupi pintu pagar depan rumah Manolong Manurung tersebut masih berdiri. Dusun parbulu sangat sunyi disiang hari. Beritatoba.com belum berhasil menemui pihak keluarga besar Pdt Faber Manurung untuk dikonfirmasi terkait penutupan akses jalan tersebut.(R1)