Ratusan Yahudi Ethiophia diterbangkan ke Israel dalam rombongan pertama dari ribuan.(Israel GPO)

 

Beritatoba.com – Ratusan Yahudi Ethiophia tiba di Israel, rombongan pertama dari beberapa ribu orang yang menunggu untuk pindah, langkah awal mengakhiri ketidakpastian nasib ribuan anggota komunitas tersebut.

Diterbangkannya ratusan Yahudi Ethiophia itu dilakukan beberapa minggu menyusul pengumuman Israel terkait rencana tersebut, setelah sebelumnya gagal. Para imigran ini mempunyai hubungan dengan Yahudi Ethiophia yang dibawa ke Israel puluhan tahun lalu dalam serangkaian operasi rahasia.

Namun pertanyaan terkait hak mereka untuk menetap di Israel menyebabkan proses tertunda. Isu pemindahan ini mendapat perhatian lebih dalam minggu-minggu terakhir ini di tengah pertempuran antara pemerintah Ethiophia dan pasukan lokal di kawasan Tigray. Pertempuran ini terancam dapat menyebar ke kota Gondar, tempat sebagian besar komunitas Yahudi tinggal di kamp transit.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan saingan politiknya PM Alternatif Benny Gantz, menyambut 316 Yahudi Ethiophia di Bandara Ben Gurion. PM Alternatif adalah jabatan untuk menteri kabinet guna menggantikan PM dalam pemerintahan rotasi, kebijakan yang dibuat untuk mengatasi krisis politik Israel.

“Istri saya Sarah dan saya berdiri di sini, berlinang air mata untuk menyambut. Saat kami lihat para imigran, saudara Yahudi Ethiophia kami, keluar dari pesawat…turun, dan menyentuh tanah Israel,” katanya. “Anda menunggu begitu lama untuk mewujudkan mimpi ini dan hari ini terwujud”, imbuhnya

Menteri Imigrasi Pnina Tamano-Shata, imigran kelahiran Ethiophia yang dibawa ke Israel dalam penerbangan rahasia pada 1984, bertolak ke Ethiphia untuk mengawasi penerbangan pada Kamis (03/12), yang disebut Operation Rock of Israel, Operasi Batu Israel.

Oktober lalu, Israel menyetui rencana untuk menerima 2.000 orang Yahudi Ethiopia.

Mereka adalah bagian dari 8.000 anggota komunitas Yahudi Ethiopia, biasanya disebut Falash Mura, yang bertahun-tahun berjuang untuk bisa pindah ke Israel.

Hak bagi Falash Mura untuk menetap di Israel merupakan masalah peka karena latar belakang mereka tidak menjamin mereka secara otomatis mendapatkan kewarganegaraan, berbeda dengan orang Yahudi pada umumnya yang otomatis diakui sebagai warga Israel.

Falash Mura adalah keturunan Yahudi yang pindah agama karena misionaris Kristen pada Abad ke-19.(Getty Images)

Pada tahun 2015, kabinet memutuskan untuk membawa 8.000 anggota komunitas Yahudi Ethiopia yang tersisa ketika itu, tetapi resolusi tersebut belum sepenuhnya diterapkan.

Sebelumnya pada era tahun 1980-an, orang Yahudi Ethiopia didatangkan ke Israel melalui operasi rahasia. Banyak di antara anggota Falash Mura mempunyai hubungan keluarga dengan mereka yang sudah menetap di Israel.

Komunitas pendatang Yahudi Ethiopia di Israel dikenal dengan sebutan Beta Israel.

Namun, mereka hanya boleh bermigrasi ke Israel atas dasar kasus per kasus, dan sejak itu banyak anggota Falash Mura menempati kamp-kamp di Gondar dan Addis Ababa di Ethiopia.

Komunitas Falash Mura adalah keturunan anggota Beta Israel yang diajak masuk Kristen oleh para misionaris Eropa pada tahun 1800-an. Mereka kemudian kembali mengikuti ajaran Yahudi tetapi Kementerian Dalam Negeri Israel tidak mengakui mereka sebagai Yahudi penuh

Boleh tidaknya Yahudi Ethiopia ini masuk ke Israel telah menjadi topik yang memecah belah, bahkan di antara komunitas Yahudi Ethiopia sendiri. Meskipun sebagian orang Yahudi Ethiopia di Israel mendukung hak mereka untuk menetap, sebagian lainnya merasa keberatan dengan anggapan mereka bukan Yahudi Ethiopia. 

Operasi rahasia Mossad    

Baru-baru ini Menteri Imigrasi Israel kelahiran Ethiopia, Pnina Tamano-Shata, menyambut baik keputusan kabinet untuk mengizinkan Yahudi Ethiopia menetap di negara itu.

Sebelumnya, ia telah berjanji untuk memboyong seluruh komunitas Falash Mura ke Israel sebelum akhir tahun depan.Yahudi Ethiopia pertama kali dibawa masuk ke Israel dari kamp-kamp pengungsi di Sudan dalam serangkaian operasi rahasia pada awal tahun 1980-an oleh badan intelijen Israel, Mossad atas perintah perdana menteri ketika itu, Menachem Begin.

Langkah itu diikuti dengan sejumlah operasi lanjutan yang mencapai puncaknya pada tahun 1991 dalam operasi militer rahasia yang dikenal dengan nama Operasi Solomon.

Pada tanggal 24 hingga 25 Mei 1991, Israel mengadakan penerbangan massal dengan mengerahkan 35 pesawat untuk membawa lebih dari 14.000 Yahudi Ethiopia ke Israel.

Komunitas Yahudi Ethiopia mengalami kesulitan berintegrasi di Israel. Angka pengangguran dan kemiskinan di kalangan mereka tinggi. Mereka juga mengalami diskriminasi. Namun demikian kondisi mereka menunjukkan perbaikan selama tahun-tahun terakhir.

Mengenai rencana terbaru ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memberitahu Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed tentang rencana memboyong 2.000 warga Yahudi Ethiopia dari Addis Ababa dan Gondar.

Sebagian kecil orang Yahudi Ethiopia berpindah ke Israel selama tahun-tahun terakhir.(Getty Images)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *