beritatoba.com – Komisi Narkotika PBB (CND) baru-baru ini memutuskan mengeluarkan ganja dan resin ganja dari golongan IV Konvensi Tunggal Narkotika 1961. Tetapi tetap mempertahankannya dalam golongan I. Artinya, penggunaan ganja tetap tunduk pada semua tingkat kendali Konvensi Tunggal 1961.
Obat-obatan yang masuk golongan IV dapat diartikan sebagai obat yang memiliki potensi besar untuk disalahgunakan dan disebut tidak memiliki manfaat untuk terapi kesehatan. Sementara narkotika golongan I hanya digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan dalam terapi.
Dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ganja sendiri tergolong narkotik golongan I bersama dengan sabu, kokain, opium, dan heroin. Izin penggunaan terhadap narkotika golongan I hanya dibolehkan dalam hal-hal tertentu. Dan di luar itu, maka dianggap melanggar hukum alias ilegal.
Selain itu, UU Nomor 35/2009 juga melarang konsumsi, produksi, hingga distribusi narkotika golongan I. Hukuman bagi setiap orang yang memproduksi atau mendistribusikan narkotika golongan I adalah hukuman pidana penjara hingga maksimal seumur hidup atau hukuman mati.
Mengutip Healthline, berikut ini manfaat dari ganja atau mariyuana :
Mengurangi Rasa Sakit
Cannabinoids dalam mariyuana dapat mengurangi rasa sakit dengan mengubah jalur persepsi nyeri di otak. Hal ini dapat berguna untuk mengobati kondisi yang menyebabkan nyeri kronis seperti : radang sendi fibromyalgia endometriosis migrain Ganja juga dapat meminimalkan efek samping pengobatan kanker, seperti kehilangan napsu makan.
Dalam beberapa kasus, mariyuana medis dilaporkan dapat membantu menggantikan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) jangka panjang seperti ibuprofen, yang dapat memiliki efek samping negatif.
Mengurangi Peradangan
Cannabidiol dalam ganja dianggap membantu mengurangi peradangan. Secara teori ini mungkin bermanfaat bagi kondisi peradangan seperti: penyakit Crohn atau Crohn’s disease sindrom iritasi usus artritis reumatoid.
Obati Gangguan Neurologis dan Mental
Karena efeknya pada sistem limbik, dokter terkadang meresepkan ganja untuk mengobati kondisi kesehatan saraf dan mental berikut : kegelisahan epilepsi sklerosis ganda penyakit parkinson gangguan stres pasca-trauma (PTSD) Sindrom Tourette
Perbaiki Gangguan Tidur
Efek relaksasi mariyuana dapat membantu memperbaiki gangguan tidur, seperti insomnia. Tidur yang lebih baik juga dapat terjadi ketika rasa sakit berkurang dari penggunaan ganja.
Meski terdapat penelitian tentang manfaat ganja, penggunaan ganja juga memiliki risiko.
Masih dari Healthline, berikut ini beberapa efek samping yang harus dipertimbangkan jika mengonsumsi ganja :
Efek Halusinogen
Ganja dapat menyebabkan halusinasi ringan, ketrampilan motorik yang buruk, atau persepsi realitas yang berubah. Karena alasan ini, aktivitas tertentu mungkin tidak aman setelah menggunakan ganja, seperti mengoperasikan alat berat dan mengemudi.
Efek Depresan
Ganja dapat menyebabkan efek depresan, mirip dengan yang terlihat pada penggunaan alkohol. Orang yang mengonsumsi bisa merasa tenang dan rileks, tetapi juga dapat bermasalah dengan koordinasi dan konsentrasi. Beberapa orang juga dapat merasakan gejala depresi sebagai efek samping.
Efek Stimulasi
Ganja dapat meningkatkan suasana hati, tetapi juga dapat menyebabkan hiperaktif, pernapasan cepat, serta peningkatan tekanan darah dan detak jantung.
Efek Samping Lainnya
Efek samping lainnya yang bisa muncul antara lain mata merah, mulut kering, dan nafsu makan meningkat. Penyakit jantung hingga stroke
American Heart Association merekomendasikan untuk menghindari penggunaan ganja dalam segala bentuknya. Hal itu karena kandungan dalam ganja berpotensi menyebabkan kerusakan pada jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Pengguna ganja berpotensi mengalami masalah kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Beberapa studi yang dianalisis oleh kelompok medis menemukan kelainan irama jantung, seperti takikardia dan fibrilasi atrium, dapat terjadi dalam satu jam setelah ganja yang mengandung THC atau tetrahydrocannabinol, adalah zat psikoaktif dalam ganja yang menciptakan rasa “teler”. Tetrahydrocannabinol juga dapat menyebabkan detak jantung yang lebih cepat, meningkatkan kebutuhan oksigen pada jantung, dan mengganggu dinding arteri.