KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR
Semboyan :“Sapangambei Manoktok Hitei Ibagas Habonaron”
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja pada tahun 1906.
Pulau Holing menjadi Kampung Pematang,
Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota,
Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu, Martoba, Sukadame, dan Bane.
Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.
Pada tahun 1910 didirikanlah Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No. 285 Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No. 717 berubah menjadi Gemente yang mempunyai Dewan.
Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi kemerdekaan, Pematangsiantar kembali menjadi Daerah Otonomi. Berdasarkan Undang-undang No. 22/1948 Status Gemente menjadi Kota Kabupaten Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.
Berdasarkan UU No. 1/1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No. 18/1965 berubah menjadi Kota, dan dengan keluarnya Undang-undang No. 5/1974 tentang-Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.
Kota Pematangsiantar dengan Semboyan (motto) : “Sapangambei Manoktok Hitei Ibagas Habonaron” yang artinya Satu Membangun Titi, Semua Bisa Memanfaatkan Dalam Kebenaran, merupakan wilayah yang berada di tengah-tengah Kabupaten Simalungun, yakni pada ketinggian 400-500 meter dpl (diatas permukaan laut), yang secara geografis terletak pada garis 2o 53’ 20”-3o 01’ 00” Lintang Utara dan 99o 1’ 00”-99o 6’ 35” Bujur Timur. Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum 30,4oC dan suhu minimum 21,10C.
Selama tahun 2013, kelembapan udara rata-rata 85%. Rata-rata tertinggi pada bulan Januari dan Oktober, masing-masing mencapai 88%, sedangkan curah hujan rata-rata 314mm dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yang mencapai 560mm
Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79.971 Km2 dengan jumlah penduduk 321.450 jiwa dan terdapat 8 kecamatan (Kecamatan Siantar Barat, Siantar Timur, Siantar Utara, Siantar Selatan, Siantar Marihat, Siantar Sitalasari Siantar Martoba, Siantar Marimbun) dan 53 kelurahan.
Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 50 km dari Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba. Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8 hotel berbintang dan 10 hotel melati serta 268 restoran. Kemudian kota ini juga menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya, seperti Toba, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan sehingga posisinya sangat strategis sebagai kota transit perdagangan antar kabupaten atau transit wisata ke Danau Toba Parapat.
Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota ini adalah industri besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69 trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18% atau Rp 646 miliar. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyusul di urutan kedua dengan sumbangan 22,77% atau Rp 385 miliar.
Kota Pematangsiantar secara keseluruhan tersebar kedalam 6 (enam) agama yaitu Kristen, Islam, Katolik, Budha, Hindu, Konghuchu dan sisanya merupakan pemeluk aliran ke
percayaan lain. Mayoritas masyarakat di Kota Pematangsiantar adalah pemeluk agama Kristen dengan jumlah 153.234 jiwa. Pendidikan juga memiliki peran yang penting dalam upaya meningkatkan pembangunan di kota ini.
Seperti halnya dengan kabupaten/kota sekawasan Danau Toba, Kota Pematangsiantar juga melahirkan putera-putera terbaiknya yakni mantan Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3, Adam Malik, lahir di kota ini pada 22 Juli 1917. Ada juga mantan Kalakhar BNN Komjen Pol (Purn) Togar Sianipar, Irjen Pol Basaria Panjaitan salah satu pimpinan KPK. Pengusaha yang termasuk orang kaya dunia, Martua Sitorus. Shindo Sumidomo pengusaha yang sukses di Jawa Timur. Masih sangat banyak lagi putera Siantar atau yang biasa disebut Siantar Man yang sukses di pemerintahan dan dunia usaha yang menyebar ke berbagai daerah di seluruh Indonesia. HORAS… HORAS… HORAS… (R1)