Kecamatan Silaen memiliki luas wilayah 172,58 km² atau 8,54% dari total luas Kabupaten Toba Samosir.
Kecamatan Silaen berada pada 2°18’- 2°27’ Lintang Utara dan 99°11’ – 99°15’ Bujur Timur.
Kecamatan Silaen berada diatas sekitar 900 hingga 1.500 meter dari permukaan laut.
Batas wilayah
Utara | Kecamatan Siantar Narumonda dan Pintu Pohan Meranti |
Timur | Kecamatan Habinsaran |
Selatan | Kecamatan Laguboti dan Habinsaran |
Barat | Kecamatan Sigumpar dan Siantar Narumonda |
Kecamatan Silaen terdiri dari 23 desa yang terbagi habis dalam 82 dusun. Desa Silaen adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Kecamatan Silaen.
Desa Sibide merupakan desa dengan wilayah terluas yaitu 47,85 km² atau 27,73% dari total luas Kecamatan Silaen, sementara desa Lumban Dolok merupakan wilayah terkecil yaitu 1,50 km² atau 0,87% dari total luas Kecamatan Silaen.
Desa Silaen merupakan desa yang paling jauh dari ibu kota Kecamatan Silaen yaitu berjarak sekitar 22 kilometer.
Sejarah Kecamatan
Kecamatan Silaen dibentuk seiring pembentukan wilayah Kabupaten Toba Samosir sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 1998.
Kecamatan Silaen memekarkan Kecamatan Sigumpar pada tahun 2004.
Sejak awal tahun 2009 Kecamatan Silaen bertambah 3 desa, karena sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir No. 4 Tahun 2008, 3 desa (Meranti Barat, Sibide, dan Sibide Barat) dialihkan dari Kecamatan Pintu Pohan Meranti ke Kecamatan Silaen.
Daftar Desa di Kecamatan Silaen
Desa / Kelurahan | Nama | Luas (km²) / Rasio Terhadap Luas Kecamatan | Jumlah penduduk / Kepadatan (2015) |
Desa | Dalihan Natolu | 03,00 km² (1,74%) | 566 (188,7 jiwa/km²) |
Desa | Huta Gurgur I | 02,80 km² (1,62%) | 457 (163,2 jiwa/km²) |
Desa | Huta Gurgur II | 02,12 km² (1,23%) | 444 (209,4 jiwa/km²) |
Desa | Huta Namora | 04,10 km² (2,38%) | 1.134 (276,6 jiwa/km²) |
Desa | Hutagaol Sihujur | 01,88 km² (1,09%) | 343 (182,4 jiwa/km²) |
Desa | Lumban Dolok | 01,50 km² (0,87%) | 408 (272,0 jiwa/km²) |
Desa | Marbulang | 02,70 km² (1,56%) | 329 (121,9 jiwa/km²) |
Desa | Meranti Barat | 32,25 km² (18,69%) | 92 (2,9 jiwa/km²) |
Desa | Napitupulu | 03,15 km² (1,83%) | 534 (169,5 jiwa/km²) |
Desa | Natolutali | 06,10 km² (3,53%) | 618 (101,3 jiwa/km²) |
Desa | Ombur | 06,00 km² (3,48%) | 520 (86,7 jiwa/km²) |
Desa | Panindii | 01,70 km² (0,99%) | 245 (144,1 jiwa/km²) |
Desa | Pardomuan | 04,00 km² (2,32%) | 624 (156,0 jiwa/km²) |
Desa | Parsambilan | 03,65 km² (2,11%) | 479 (131,2 jiwa/km²) |
Desa | Pintu Batu | 03,80 km² (2,20%) | 909 (239,2 jiwa/km²) |
Desa | Sibide | 47,85 km² (27,73%) | 633 (13,2 jiwa/km²) |
Desa | Sibide Barat | 29,58 km² (17,14%) | 567 (19,2 jiwa/km²) |
Desa | Sigodang Tua | 02,90 km² (1,68%) | 455 (156,9 jiwa/km²) |
Desa | Silaen | 03,00 km² (1,74%) | 1.330 (443,3 jiwa/km²) |
Desa | Simanobak | 03,50 km² (2,03%) | 376 (107,4 jiwa/km²) |
Desa | Sinta Dame | 02,60 km² (1,51%) | 559 (215,0 jiwa/km²) |
Desa | Siringkiron | 02,40 km² (1,39%) | 232 (96,7 jiwa/km²) |
Desa | Sitorang I | 02,00 km² (1,16%) | 692 (346,0 jiwa/km²) |
Suku[
Mayoritas penduduk Kecamatan Silaen berasal dari suku Toba.
Agama
Mayoritas penduduk Kecamatan Silaen memeluk agama Kristen.
Di Kecamatan Silaen terdapat 56 sarana ibadah yang terdiri dari 55 bangunan Gereja dan 1 Masjid.
Pendidikan
Pada tahun 2015, terdapat 28 bangunan sekolah di Kecamatan Silaen yang terdiri dari 21 sekolah SD, 5 sekolah SMP, 1 sekolah SMA, dan 1 Perguruan Tinggi.[1]
Kesehatan
Kecamatan Silaen memiliki 60 unit sarana kesehatan yang terdiri dari:
- 1 unit Puskesmas, terletak di Desa Silaen
- 2 unit Puskesmas Pembantu (Pustu), terletak di Desa Huta Namora dan Napitupulu
- 32 unit Poskesdes, tersebar secara merata di masing-masing desa
- 25 unit Posyandu, tersebar secara merata di masing-masing desa
Pertanian & Peternakan
Sumber penghasilan utama penduduk di Kecamatan Silaen adalah di sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Tanaman selain padi yang diupayakan adalah tanaman palawija, yaitu tanaman jagung dan ubi kayu.
Dari jenis ternak besar yang diusahakan di Kecamatan Silaen pada umumnya adalah kerbau. Sedangkan pada ternak kecil, yang paling dominan diusahakan adalah ternak babi. Untuk pemeliharaan pada ternak unggas, masyarakat di Kecamatan Silaen umumnya memelihara ternak ayam dan itik.
Perdagangan
Kecamatan Silaen memiliki 3 unit pasar yang terdiri dari:
- 1 unit pasar dengan bangunan permanen, terletak di Desa Silaen
- 2 unit pasar tanpa bangunan, terletak di Desa Huta Gurgur I dan Meranti Barat
Industri
Perindustrian yang ada di Kecamatan Silaen pada umumnya adalah industri mikro. Secara umum, industri yang ada di kecamatan Silaen bergerak pada bidang penggilingan padi dan juga penenunan ulos.
Sarana & Prasarana
Untuk sumber penerangan, hampir seluruh perumahan yang ada di Kecamatan Silaen sudah dialiri listrik oleh PLN, kecuali beberapa dusun di sebagian desa yang masih belum bisa dijangkau listrik oleh PLN. Desa Meranti Barat adalah satu-satunya desa yang sama sekali belum dialiri listrik PLN.
Komunikasi
Kecamatan Silaen hanya memiliki 2 menara BTS yaitu di Desa Ombur dan Silaen. Dengan adanya pembangunan menara BTS komunikasi melalui telepon seluler sudah terjangkau di hampir seluruh desa. Namun, karena beberapa desa di Kecamatan Silaen ada yang berada di antara perbukitan dan di dalam kawasan hutan, sehingga tidak semua wilayah bisa mendapatkan sinyal seluler dengan baik. Desa-desa tersebut antara lain Desa Meranti Barat, Panindii, Sibide dan Desa Sibide Barat.
Pariwisata
Untuk sektor pariwisata, ada beberapa wilayah yang potensial untuk dikembangkan menjadi wilayah pariwisata, terutama untuk wisata alam. Untuk saat ini ada 2 lokasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan sebagai tempat wisata. Yakni objek wisata Salib Holong di Desa Ombur, dan objek wisata Rumah Batak di Lumban Pea, Desa Marbulang.