Beritatoba.com – Toba – PT Toba Pulp Lestari, Tbk (PT TPL) yang berada di Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, Sumut, yang selama tiga dekade ini berdiri dan telah memproduksi jutaan ton bubur kertas (pulp) itu tampaknya memang semakin ‘gila’.

Bagaimana tidak…? Sejak berdiri hingga saat ini berbagai rintangan dan terjangan selalu menyelimuti perusahaan milik Sukanto Tanoto alias Tan Kang Ho ini. Namun tidak sedikit pula masyarakat yang merasakan dampak positif atas keberadaannya di bumi Toba.

Bagi segelintir masyarakat, yang mungkin antipati tanpa sebab, PT TPL selalu dikaitkan dengan limbah yang merusak air dan keindahan Danau Toba. Apalagi saat ini sang antipati ini selalu menyinggung dan mengaitkan TPL dengan destinasi pariwisata.

Jika dilihat dari letak geografisnya, pabrik PT TPL berada disekitaran Danau Toba atau jika ditarik garis lurus berjarak lebih kurang 3 km dari tepi pantai. Jika TPL dikatakan merusak air Danau Toba tampaknya tidak relevan, karena kalaupun terduga TPL membuang limbah ke sungai itu bukan mengarah ke Danau Toba tetapi terbuang ke sungai Asahan yang alirannya menuju laut Selat Malaka. Seperti dikatakan warga Kecamatan Porsea, Hamonangan Napitupulu, kepada media ini beberapa waktu lalu. “Jika memang ada limbah dibuang ke sungai Asahan oleh TPL, sangat tidak mungkin mencemari air Danau Toba. Karena sungai Asahan mengalir ke Kabupaten Asahan bukan ke Danau Toba”, kata Napitupulu.

TPL dikaitkan dengan limbah udara. Kemudian hasil survey beritatoba.com di Desa Siantar Utara (Siruar) yang berada tepat dibelakang pabrik TPL dan sangat dekat dengan areal pengolahan limbah (lagon), yang uapannya mengeluarkan aroma kurang sedap itu ternyata tidak menganggu sistem pernafasan tubuh atau paru-paru warga desa sekitar. “Selama puluhan tahun kami hidup di desa ini terbukti tidak ada yang sakit paru-paru. Kami terlihat sehat-sehat saja kok hingga saat ini”, kata Parlin Marpaung warga Desa Siruar.

Salah satu perusahaan yang keberadaannya tepat di tepi Danau Toba dan menggunakan air Danau Toba untuk memproduksi ikan Nila adalah PT Aqua Farm. Perusahaan inilah yang bisa dikatakan rentan mencemari air Danau Toba karena sisa pakan ikan yang terbuang langsung ke Danau Toba di Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, dan Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

Disisi lain hasil survey beritatoba.com menunjukkan bahwa PT TPL semakin ‘gila’ saja. Bagaimana tidak, karena hampir seluruh kecamatan se Kabupaten Toba sudah pernah menerima berbagai bantuan dari PT TPL. Bahkan Kecamatan Tampahan tepatnya di Desa Tara Bunga ada bantuan perbaikan jalan menuju dusun terpencil di pinggir Danau Toba. Demikina pula perbaikan jalan di Desa Pintu Bosi, Kecamatan Laguboti. Bahkan di Desa Simpang Siguragura, yang tadinya basis perlawanan terhadap TPL, kini tampak megah pembangunan jalan hotmixnya. Hal ini menunjukkan masyarakat Simpang Siguragura sudah semakin dekat dengan TPL.

TPL memang semakin ‘gila’ karena segudang bantuan yang telah diberikannya kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Toba. TPL semakin dekat dengan masyarakat, dan masyarakat semakin dekat dengan TPL. Isi kepala masyarakat Toba  tentang TPL selama ini adalah terngiang terkait bantuannya bukan soal limbahnya. “Kalau ditanya tentang TPL, yang saya ingat adalah bantuannya”, kata Poltak Sitorus.(R1)         

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *