Jimmi Simanjuntak
Beritatoba.com – Taput – Warga Dusun Nagasaribu, Desa Pohan Jae, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumut, akhirnya pecah dalam kehidupan beragama yang diduga kuat karena kehadiran Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) di daerah itu.
Jimmi Simanjuntak mengutarakan rasa kecewanya saat dikonfirmasi beritatoba.com, Sabtu (6/5/2023), soal terjadinya perpecahan dalam kehidupan beragama di dusunnya. “Yang pasti setelah KSPPM hadir di dusun kami ini, semenjak itulah mulai terjadi perpecahan”, katanya.
Diceritakannya pada April 2023 lalu saat jemaat Gereja GKPI Nagasaribu melakukan acara lelang untuk peresmian lonceng gereja dengan penuh sukacita, namun masih saja ada warga lain yang menyindir dengan bahasa kurang santun.
Pada saat itu, masih menurut Jimmi, ketika jemaat Gereja GKPI Nagaribu menaikkan dan memasang lonceng gereja serta kemudian membunyikan lonceng gereja, pada saat itu pula ada dari anggota jemaat Gereja HKBP Nagasaribu mengatakan bahwa bunyi lonceng Gereja GKPI Nagasaribu seperti bunyi lonceng kerbau miliknya. “Suara lonceng itu sama seperti suara lonceng kerbau saya”, ujar Jimmi menirukan perkataan warga tersebut yang dinilai telah menghina itu.
Akibatnya semua jemaat GKPI Nagaribu marah atas perkataan tersebut. Kemudian jemaat GKPI Nagaribu melaporkan pelaku penghinaan itu kepada pimpinan gerejanya namun tidak direspon. “Begitu juga pemerintah desa tidak merespon keluhan kami. Kami jemaat GKPI sangat kecewa. Akhirnya kami melaporkannya ke Polsek Siborongborong dengan membawa saksi Esmin Purba dan saksi lainnya”, imbuhnya.(R1)