Beritatoba.com – Toba – Banjir bandang yang menimpa kota wisata Parapat dan Desa Sibaganding, Kabupaten Simalungun, Sumut, pada 16 Maret 2025 lalu, menuai berbagai opini ditengah masyarakat terkait apa yang menjadi penyebab dari bencana itu.

Bahkan dua “LSM Hitam” yang selama ini menjadi musuh bebuyutan PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) selalu saja melakukan berbagai cara penggembosan dan memprovokasi masyarakat luas. Kaum rohaniawan pun sepertinya telah berhasil ditunggangi oleh kedua “LSM Hitam” ini untuk membenci dan mendiskreditkan keberadaan TPL di Tapanuli.

Untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh kelompok-kelompok tertentu, maka manajemen TPL melakukan kajian atas musibah banjir tersebut.

Begini hasil kajiannya :

HASIL KAJIAN

BANJIR BANDANG PARAPAT DAN SIBAGANDING,

KECAMATAN SIPANGAN BOLON

KABUPATEN SIMALUNGUN

16 MARET 2025

  1. PENDAHULUAN

PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) melakukan kegiatan operasional secara profesional dan bertanggungjawab berdasarkan Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) Nomor SK.493/Kpts-II/1992 Tanggal  Juni 1992 jo. Nomor SK.1487/Menlhk /Setjen/HPL.0/12/2021 Tahun 2021 dengan luas 167.912 Ha.

TPL berada di 12 (dua belas) kabupaten/kota yang terdiri dari 5 (lima) unit manajemen yaitu Sektor Aek Nauli, Habinsaran, Aek Raja, Tele dan Tapanuli Selatan yang telah dilakukan tata batas temu gelang dengan ketetapan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.821/Menhut/VII/KP/2004 tanggal 19 April 2004 dan SK.704/Menhut-II/2013/ tanggal 21 Oktober 2013. Luas areal PBPH TPL di Kabupaten Simalungun adalah 18.874 Ha yang dikelola oleh unit manajemen Sektor Aek Nauli.

Gambar 1. Peta Areal Kerja PBPH TPL

  • KRONOLOGIS BANJIR BANDANG PARAPAT DAN SIBAGANDING

Berdasarkan informasi yang dikutip dari beberapa media telah terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mulai terjadi pada siang hari hingga sore mulai pukul 12.06 WIB hingga pukul 17.56 WIB. Akibat hujan yang terus menerus maka Sungai Batu Gaga tidak sanggup menampung air sehingga meluap dan terjadi banjir yang membawa lumpur ke pemukiman warga dan jalan-jalan di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun. 

Demikian juga terjadi di Dusun Sualan Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun mengakibatkan luapan material lumpur yang menggenangi jalan lintas Parapat-Siantar.

Gambar 2. Lokasi Banjir Bandang Parapat

Gambar 3. Lokasi Banjir Bandang Sibaganding

  • LOKASI AREAL KERJA TPL DENGAN LOKASI BANJIR BANDANG

Posisi lokasi areal kerja TPL Sektor Aek Nauli dengan lokasi banjir bandang Parapat dan Sibaganding berdasarkan citra landsat Maret 2025 diketahui bahwa jarak konsesi TPL Sektor Aek Nauli ke lokasi banjir bandang Parapat adalah sepanjang 4,5 Km dan jarak ke lokasi banjir bandang Sibaganding adalah sepanjang 3,6 Km.

Daerah Tangkapan Air (DTA) konsesi TPL Sektor Aek Nauli berada di sebelah timur laut dengan elevasi 1.300 mdpl yang mana aliran airnya bermuara ke Pantai Timur Sumatera sedangkan DTA lokasi banjir bandang berada di sebelah barat dengan elevasi 1.500 mdpl yang aliran airnya bermuara ke Danau Toba. Kedua DTA ini dipisahkan oleh Perbukitan Simarbalatuk Bangun Dolok dengan elevasi 1.600 mdpl. Hal ini menunjukkan bahwa DTA konsesi Sektor Aek Nauli berbeda dengan DTA lokasi banjir bandang sebagaimana pada Gambar 4.

Gambar 4. Lokasi Areal Kerja TPL Sektor Aek Nauli dengan Lokasi Banjir Bandang Parapat dan Sibaganding

  • DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) AREAL KERJA TPL DAN LOKASI

BANJIR BANDANG

DAS yang berada di areal kerja TPL adalah DAS Bolon yang aliran airnya mengalir ke Bah Parlianan bertemu dengan Bah Tongguran dan selanjutnya mengalir menuju Bah Bolon sampai ke Kabupaten Batubara dan bermuara ke Pantai Timur Sumatera, sedangkan DAS lokasi banjir bandang Parapat dan Sibanding adalah DAS Asahan Toba yang mengalir langsung ke Danau Toba. Kedua DAS tersebut dipisahkan oleh Perbukitan Simarbalatuk Bangun Dolok yang memiliki elevasi 1600 mdpl sebagaimana Gambar 5.

Gambar 5. DAS Areal Kerja TPL dengan Lokasi Banjir Bandang Parapat dan Sibaganding

  • ANALISA CURAH HUJAN

TPL melakukan pengukuran curah hujan sebagai penunjang kegiatan operasional pada seluruh areal kerja. Data curah hujan dipantau di stasiun curah hujan Sektor Aek Nauli yang menggunakan peralatan AWS (Automatic Weather System). Jarak stasiun pengukuran curah hujan Sektor Aek Nauli dengan lokasi banjir bandang adalah 8 Km. Hasil pengukuran curah hujan periode Maret 2025 sebagaimana pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Curah Hujan Estate Aek Nauli Maret 2025

Sumber: Stasiun Curah Hujan TPL Estate Aek Nauli

Berdasarkan Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa curah hujan dari tanggal 1-16 Maret 2021 adalah sebesar 218,6 mm dengan jumlah hari hujan adalah 8 hari. Curah hujan 4 hari terakhir yaitu tanggal 12-15 Maret 2025 adalah sebesar 163 mm. Pada tanggal 16 Maret 2025, pukul 15.00 WIB – 17.00 WIB terjadi hujan dengan curah hujan sebesar 9,6 mm. Sebagaimana informasi BMKG bahwa prospek cuaca periode 14-16 Maret 2025 potensi peningkatan hujan dengan intensitas sangat lebat salah satunya di wilayah Sumatera Utara (BMKG, 2025). Hal ini sesuai dengan kondisi lapangan dimana pada pukul 15.00 WIB dan 16.00 WIB curah hujan lebih besar dari 4 mm/jam.

  • ANALISA TUTUPAN LAHAN  DTA BANJIR

Luas DTA lokasi banjir bandang adalah 454 Ha dengan penutupan lahan berupa perladangan seluas 191 Ha (42%), persawahan seluas 18 Ha (4%), pemukiman seluas 63 Ha (14%) dan hutan sekunder seluas 182 Ha (40%) sebagaimana Tabel 2 dan Gambar 6. Dengan kondisi penutupan lahan 60% non hutan (perladangan, persawahan dan pemukiman), air hujan yang turun akan langsung mengalir (run off) ke badan sungai dengan daya resap tanah terhadap air (infiltrasi) rendah, sehingga daya tampung sungai tidak sanggup menahan luapan air yang pada akhirnya mengakibatkan banjir bandang.

Tabel 2. Penutupan Lahan DTA Banjir Parapat dan Longsor Dusun Sualan Desa   Sibaganding

NoTutupan LahanLuas (Ha)(%)
1Perladangan19142
2Persawahan184
3Pemukiman6314
4Hutan Sekunder18240
Total454100

Gambar 6. Peta Tutupan Lahan DTA Banjir Parapat dan Longsor Dusun Sualan Desa Sibaganding

  • ANALISA KELERENGAN

Kondisi kelerengan di DTA Banjir Parapat dan Longsor Dusun Sualan Desa Sibaganding adalah sebagaimana pada Gambar 7 dan Tabel 3.

Gambar 7. Peta Kelerengan DTA Banjir Parapat dan Longsor Dusun Sualan Desa Sibaganding

Tabel 3. Kelerengan DTA Banjir Parapat dan Longsor Dusun Sualan Desa Sibaganding

NoKlasifikasiKelas Kelerengan (%)Luas (Ha)(%)
1Datar0-84410
2Landai8-157416
3Agak Curam15-2513430
4Curam25-4520244
Total454100

Berdasarkan tabel diatas, kelerengan lahan di DTA banjir dan longsor sebagian besar adalah curam seluas 202 Ha (44%), agak curam seluas 134 Ha (30%), landai seluas 74 Ha (16%) dan  datar seluas 44 Ha (10%). Dengan kondisi lereng 74% agak curam dan curam akan sangat rawan terhadap banjir pada saat terjadi hujan deras karena hujan yang turun akan sangat cepat mengalir (run off) ke badan sungai mengakibatkan efek snow blow yang dapat mengakibatkan tekanan air sungai cepat meluap dan mengakibatkan banjir.

  • KESIMPULAN

Dari hasil kajian yang dilakukan terhadap kejadian banjir bandang Parapat dan Sibaganding disimpulkan bahwa lokasi dan operasional TPL tidak berdampak tehadap banjir bandang Parapat dan Sibaganding. Hal ini dibuktikan dengan kajian sebagai berikut:

  • Jarak terdekat antara kegiatan operasional TPL Sektor Aek Nauli dengan lokasi banjir bandang Parapat adalah sepanjang 4,5 Km dan jarak ke lokasi banjir bandang Sibaganding adalah sepanjang 3,6 Km.
  • Areal operasional TPL Sektor Aek Nauli dengan lokasi banjir bandang Parapat dan Sibaganding berbeda Daerah Tangkapan Air (DTA) yang dipisahkan oleh Perbukitan Simarbalatuk Bangun Dolok, dimana aliran air sungai di areal kerja TPL masuk dalam DAS Bolon yang seluruhnya mengalir ke Pantai Timur Sumatera sedangkan aliran air sungai Batu Gaga Parapat dan Sibaganding masuk DAS Asahan Toba mengalir ke Danau Toba.
  • Penutupan lahan DTA banjir bandang sebagian besar berupa areal non hutan (perladangan, pemukiman dan persawahan) seluas 272 Ha (60%). Kemiringan lahan DTA banjir bandang sebagian besar didominasi agak curam dan curam seluas 336 Ha (74%).

REFERENSI

  • Kabid Penanganan Darurat Peralatan dan Logistik BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan banjir terjadi di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganblon karena hujan yang terlalu tinggi selama tiga jam.

Banjir Bandang Terjang Parapat Simalungun, 55 Rumah Rusak. (2025, Maret 16)

Diakses pada Maret 17, 2025 dari artikel : https://www.detik.com/sumut/berita/d-7826328/banjir-bandang-terjang-parapat-simalungun-55-rumah-warga-rusak

  • Salah seorang warga bernama Nadi menyatakan bencana banjir diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi sejak siang hingga sore yang membuat perbukitan erosi dan air sungai Batu Gaga, Bangun Dolok meluap dan membentuk anak sungai melewati rumah warga dan bencana kali ini lebih parah disbanding banjir bandang sebelumnya yang terjadi pada Kamis, 13 Mei 2021

Banjir dan Longsor Terjang Danau Toba Parapat, 5 Rumah Rusak Parah. (2025, Maret 17)

Diakses pada Maret 17, 2025 dari artikel : https://medan.kompas.com/read/2025/03/17/040315078/banjir-dan-longsor-terjang-danau-toba-parapat-5-rumah-rusak-parah

  • Warga bermarga Sirait menyatakan banjir berasal dari perbukitan Bangun Dolok menerjang pusat kota. Akibat guyuran hujan deras, penyebab bencana ini diduga diperparah karena gundulnya kawasan perbukitan dikawasan Parapat. Sejauh ini aktivitas penebangan liar dan eksploitasi lahan masih berlangsung sehingga mempercepat meluncurnya air menuju permukiman warga.

Kota Wisata Parapat Diterjang Banjir, Warga Panik (2025, Maret 16)

Diakses pada November 16, 2025 dari artikel : https://www.waspada.id/sumut/kota-wisata-parapat-diterjang-banjir-warga-panik/

  • Menurut Direktorat Metereologi Publik BMKG melalui Prospek cuaca sepekan ke depan periode 14-16 Maret 2025 cuaca di Indonesia umum didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angina kencang

Prospek cuaca mingguan periode 10-20 Maret 2025 : Beberapa Gangguan Tropis Picu Peningkatan Potensi Hujan di Sejumlah Wilayaha. (2025, Maret 13)

Diakses pada Maret 17, 2025 dari artikel : https://www.bmkg.go.id/cuaca/prospek-cuaca-mingguan/prospek-cuaca-mingguan-periode-14-20-maret-2025-beberapa-gangguan-tropis-picu-peningkatan-potensi-hujan-di-sejumlah-wilayah

  • Curah hujan dikatangan ringan jika intensitasnya 0-20 mm/hari, sedang jika 21-50 mm/hari dan tinggi (atau lebat) jika di atas 50 mm/hari. (2024, Mei 04)

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang dan Berat?

Diakses pada Maret 18, 2025 dari artikel : https://www.tempo.co/lingkungan/selalu-disebut-dalam-prakiraan-cuaca-bmkg-apa-beda-hujan-ringan-sedang-dan-berat–62326.(Rel/R1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *