Robert Tua Siregar Ph.D

Beritatoba.com – Medan – Banjir bandang di Kota Pariwisata Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut, pada Minggu 16 Maret 2025 lalu, menimbulkan berbagai opini liar atas penyebab dari bencana tersebut. Bahkan beberapa kelompok tertentu, dua ‘LSM HItam’ dan turut pula rohaniawan seenaknya beropini dengan menuduh PT Toba Pulp Lestari, Tbk penyebab terjadinya banjir walau tanpa bukti yang kuat, apalagi analisa ilmiah.  

Dalam upaya mencari fakta dan kebenaran atas penyebab musibah baniir itu maka beritatoba.com mencoba melakukan konfirmasi, Selasa (18/3/2025), kepada Sekretaris Forum Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Fordas) Sumut, Robert Tua Siregar Ph.D.

Dalam penjelasan ilmiahnya, Robert mengutarakan jika dilihat dari pergerakan angin pada tanggal 15 Maret 2025 pukul 15.06 WIB dan tanggal 16 Maret 2025 pukul 15.06 WIB, menunjukkan adanya pola pusat tekanan rendah atau sirkulasi udara tertutup (pola siklonik) dan daerah pertemuan angin (konvergensi) di wilayah Sumatera Utara khususnya di pesisir barat Sumatera Utara, sehingga mendukung potensi pertumbuhan awan-awan hujan (Cumulonimbus) cukup besar di wilayah Parapat, Kabupaten Simalungun dan sekitarnya.

Menurut Robert, yang juga dikenal sebagai Ketua Pusat Unggulan Iptek Bina Ruang Universitas Prima Indonesia, penyebab banjir yang terjadi di Parapat, Kabupaten Simalungun, lantaran hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mulai terjadi pada siang hari hingga sore hari pada tanggal 16 Maret 2025 pukul 12.06 WIB hingga pukul 17.56 WIB.

Kemudian berdasarkan pantauan citra radar, terlihat pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan ringan-sedang yang ditandai dengan dengan nilai reflektifitas 35-40 dbz pada tanggal 15 Maret 2025, dan pertumbuhan awan dimulai pukul 14.36 pada siang hari hingga pukul 21.06 WIB.

Selanjutnya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan ringan-lebat pada tanggal 16 Maret 2025 ditandai dengan nilai reflektifitas 45-50 dbz, dimulai pada siang hari sekitar pukul 12.06 WIB hingga sore hari pukul 17.56.

“Pertumbuhan awan mencapai puncaknya pada sore hari tanggal 16 Maret 2025 pukul 16.06 WIB dan mulai meluruh pada pukul 17.56 WIB”, urai Robert Tua Siregar.(M1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *