Jimmy Simanjuntak

Beritatoba.com – Toba – Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak terduga kuat pemecah belah masyarakat Batak di kawasan Tapanuli, Sumut, yang dapat menimbulkan keresahan ditengah masyarakat umum.

Seperti diutarakan warga Desa Pohan Jae Nagasaribu, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Jimmy Simanjuntak kepada beritatoba.com secara tegas mengatakan bahwa keberadaan KSPPM dan AMAN Tano Batak sangat meresahkan warga desanya.

Bagaimana tidak, menurut Jimmy sejak KSPPM dan AMAN Tano Batak hinggap di desanya beberapa tahun terakhir ini telah menyebabkan perpecahan ditengah masyarakat Desa Pohan Jae. Ironisnya, perpecahan itu tidak hanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa tetapi juga telah merambah ke sektor budaya yaitu terpecah belahnya peradatan ditengah masyarakat. “Yang pasti kami telah terpecah belah karena kehadiran KSPPM dan AMAN di desa kami”, kata Jimmy.  

Untuk itu Jimmy meminta aparat keamanan, khususnya Polda Sumut dan Kodam I Bukit Barisan serta instansi terkait lainnya melakukan tindakan persuasif dan preventif agar perpecahan tidak melebar ke desa-desa lainnya di bumi Tapanuli. “KSPPM dan AMAN itu sama saja. Bila perlu usir saja KSPPM dan AMAN dari bumi Tapanuli”, tegasnya.

Hasil survey beritatoba.com di Desa Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba, Sumut, menunjukkan bahwa perpecahan juga sudah lama terjadi didesa ini oleh karena kehadiran KSPPM dan AMAN Tano Batak. Di Desa Natumingka ini lebih hebat lagi tingkat perpecahannya, tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari dan peradatan tetapi juga sudah terpecah belah dalam peribadahan.

Gereja HKI 2 dalam proses pembangunan.(Foto btc)

Pantauan beritatoba.com di desa Natumingka saat ini sedang mendirikan bangunan yang katanya untuk rumah ibadah gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) atau disebut HKI 2. Bagi masyarakat yang pro KSPPM dan AMAN Tano Batak akan beribadah di gereja HKI 2 ini. Sementara masyarakat lainnya tetap beribadah di gedung gereja HKI yang lama atau disebut HKI 1. Kepala Desa Natumingka, Kastro Simanjuntak, membenarkan telah ada istilah HKI 1 dan HKI 2.

Disebut-sebut keberadaan HKI 2 ini telah disetujui oleh pendeta resort HKI dengan alasan agar jemaat HKI tidak berkurang. Di Desa Natumingka sejak dahulu memang hanya ada satu gereja saja yakni gereja HKI, tidak ada gereja lain seperti HKBP.      

Darus Manalu

Wakil Ketua Lembaga Adat Dalihan Natolu Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumut, Darus Manalu, warga Kecamatan Parmonangan, beberapa waktu lalu kepada beritatoba.com secara tegas juga menyampaikan bahwa dirinya sudah lama mengenal sepak terjang KSPPM yang selama ini hanya memprovokasi dan mengadu domba masyarakat. “Sama halnya dengan AMAN, yang pengurusnya yang berdomisil di kecamatan ini adalah orang-orang yang kena pecat dari PT TPL, yang taunya hanya bikin ribut dan sekarang bergabung dengan AMAN”, ujarnya.

Selama ini KSPPM itu hanya membodoh-bodohi masyarakat dengan iming-iming bisa memperjuangkan sampai ke pemerintah pusat untuk membagi-bagi tanah adat, dan anehnya masyarakat pun mau saja dibodoh-bodohi. Diceritakannya, dulu pernah KSPPM minta iuran 100 ribu perkeluarga perbulannya. Kemudian seiring waktu turun menjadi 50 ribu, dan akhirnya semakin turun lagi hingga menjadi 5 ribu perkeluarga perbulannya.

Indera Nababan

Salah seorang pendiri KSPPM pada 1984, Indera Nababan, mengutarakan bahwa keberadaan KSPPM saat ini tidak seperti dahulu yang misinya membantu dan memberikan pencerdasan kepada masyarakat desa. “Saat ini KSPPM sudah salah kaprah”, katanya kepada beritatoba.com beberapa waktu lalu. Indera juga mengatakan bahwa KSPPM adalah lembaga illegal sesuai hasil putusan MA. Dan putusan MA ini sudah diumumkannya di media cetak Tribune Medan tahun lalu.  

Khusus di Dusun Natinggir, Desa Simare, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba, diharapkan agar pihak TNI dan Polri dapat melakukan pemantuan secara cermat terutama bagi warga pendatang dan kelompok tertentu yang dikhawatirkan bisa menciptakan kegaduhan dan perpecahan ditengah masyarakat.

Suasana Dusun Natinggir yang damai dan nyaman saat ini.(Foto btc)

Hasil pantuan beritatoba.com ada salah satu orang terduga warga luar yang saat ini sedang melakukan aktifitas terselubung di desa tersebut.

Sementara itu pihak KSPPM dan AMAN Tano Batak yang dipimpin Delima Silalahi dan Roganda Simanjuntak hingga berita ini di publish sulit dihubungi untuk dikonfirmasi. Namun demikian jika kedua belah pihak ini ingin menyampaikan tanggapannya secara tertulis atas berita ini, dapat dikirm melalui WA ke nomor 081376805333 atau email antonimarpaung.sib@gmail.com.(R1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *