Pinus Sitanggang

Beritatoba.com – Humbahas – Penghargaan Goldman Environmental Prize (GEP) yang diterima Direktur Eksekutif Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), Delima Silalahi, di San Fransisco, Amerika, beberapa waktu lalu, menuai kritikan dari masyarakat karena dinilai tidak pantas untuk diterimanya.

Setelah kritikan mengalir dari Wakil Ketua Lembaga Adat Dalihan Natolu Kabupaten Tapanuli Utara, Darus Manalu, kali ini kritikan datang dari warga Kabupaten Humbang Hasundutan, Pinus Sitanggang. Warga Dusun Pargamanan Bintang Maria, Desa Simataniari, Kecamatan Parlilitan, ini secara tegas mengatakan bahwa penghargaan yang diterima oleh Delima Silalahi itu sangat tidak pantas karena sangat bertolak belakang dengan perilaku KSPPM ditengah masyarakat selama ini.

Dikatakan Pinus sejak mengenal KSPPM dirinya tidak simpati melihat perilaku dan bentuk kegiatan KSPPM di desanya, ditambah lagi perbuatan KSPPM yang tidak tepat janji. Disisi lainnya, malah KSPPM yang merusak kehidupan masyarakat sehingga masyarakat itu sendiri tidak harmonis dalam kehidupan sehari-harinya.  

Sebelum kehadiran KSPPM di daerahnya, masih menurut Pinus Sitanggang, tidak ada permasalahan dan kehidupan masyarakat desa nyaman, aman dan tenteram. Namun begitu hadir KSPPM, yang tadinya tidak ada masalah di desanya, kini malah masalah yang datang karena KSPPM. Kemudian antara masyarakat dengan perusahaan PT TPL sudah ada penandatanganan penyelesaian masalah sebelum kedatangan KSPPM.

“KSPPM bilang kalau TPL yang merusak hutan, merusak kemenyan. Apanya yang rusak, tak ada yang rusak. Saya mengatakan yang sebenarnya. Kalau benar, saya katakan benar. Kalau salah, saya katakan salah. Jadi jangan sembarangan KSPPM itu bilang TPL merusak hutan dan kemenyan. Nol KSPPM itu, malah mereka yang merusak masyarakat”, tegas Pinus Sitanggang.

Sebelumnya Wakil Ketua Lembaga Adat Dalihan Natolu, Darus Manalu, mengaitkan gerakan Rainforest Action Network (RAN) dari Amerika dan KSPPM soal persaingan bisnis global khususnya pulp. Dari kunjungan RAN ke Desa Janji Maria, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba pada Maret 2023 lalu, melahirkan penerimaan penghargaan GEP yang diterima oleh Delima Silalahi.

Terduga kuat tujuannya RAN dan KSPPM menghancurkan integritas PT TPL dimata dunia dengan isu lingkungan agar pulp hasil produksi PT TPL, yang dikenal masyarakat internasional berkwalitas tinggi dan bahkan pulp terbaik sedunia, tidak laku. Sementara disatu sisi RAN dan KSPPM mendukung pabrik pulp lainnya yang bersaing kuat dengan PT TPL. “Mungkin Delima tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu soal persaingan pulp ini. Kalau Delima tidak tahu, berarti benarlah dia itu seorang pekerja atau pion. Kalaulah si Delima Silalahi itu tahu soal persaingan bisnis pulp dunia ini, maka kalau boleh saya katakan bahwa dia itu adalah antek asing”, ungkapnya.(R1)   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *